Ikuti Kami Di Medsos

Nasional

Menteri Retno: Indonesia Masih Marah dengan Situasi di Gaza

Menteri Retno: Indonesia Masih Marah dengan Situasi di Gaza

Menteri Retno: Indonesia Masih Marah dengan Situasi di Gaza

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengungkapkan kemarahannya atas apa yang terjadi di Gaza. Hal tersebut disampaikannya dalam Debat Terbuka Tingkat Tinggi Dewan Keamanan PBB yang digelar di Newyork, Rabu (29/11), dilansir Kompas.com.

“Indonesia masih marah dengan situasi yang terjadi di Gaza. Indonesia juga semakin sangat prihatin dengan situasi yang berkembang di Tepi Barat dengan semakin banyaknya serangan terhadap warga Palestina termasuk ke kamp-kamp pengungsi,” ujar Retno.

Retno menambahkan bahwa gencatan senjata yang disepakati saat ini terlalu rapuh dan tidak mampu ciptakan situasi yang lebih baik di Gaza.

Ia juga mempertanyakan pernyataan PM Israel Netanyahu yang menyebutkan bahwa akan memulai kembali operasi militer seusai jeda kemanusiaan berakhir.

Baca juga : Menteri Retno Pastikan Bantuan Indonesia Masuk Gaza

“Saya tidak dapat memahami pernyataannya. Dan saya juga tidak dapat memahami jika Dewan Keamanan membiarkan ancaman berkelanjutan terhadap kemanusiaan ini terjadi,” ujar Retno.

Retno mengharapkan Dewan Keamanan PBB bertindak serius untuk memberi dampak signifikan di Gaza, Tepi Barat dan Palestina.

Pertama, Dewan harus memberikan bantuan kemanusiaan, tanpa hambatan, dengan cara yang cepat, memadai, aman, terpantau dengan baik, dan berkelanjutan di seluruh Gaza.

Kedua, memastikan kepatuhan terhadap Hukum Internasional, khususnya hukum Humaniter Internasional di mana semua pihak menjaga hak asasi manusia, melindungi warga sipil, menjunjung tinggi kesucian infrastruktur publik. Terutama rumah sakit, sekolah, tempat ibadah dan tempat pengungsian PBB.

Ketiga pentingnya gencatan senjata untuk mengakhiri semua permusuhan.

“Jangan lupa, bahwa Palestina berhak menjadi negara merdeka berdasarkan solusi dua negara,” tegasnya.

Baca juga : Perempuan Indonesia Suarakan Solidaritas Internasional untuk Palestina