Internasional
Pemimpin Revolusi Islam: Negara-Negara Muslim Harus Putuskan Hubungan dengan Rezim Zionis
Pemimpin Revolusi Islam: Negara-Negara Muslim Harus Putuskan Hubungan dengan Rezim Zionis
Pemimpin Revolusi Islam Imam Sayyid Ali Khamenei meminta negara-negara Muslim untuk memutuskan hubungan politik dengan rezim zionis “setidaknya untuk jangka waktu terbatas”, untuk membantu rakyat Palestina yang saat ini mengalami genosida di Jalur Gaza yang terkepung oleh entitas penjajah zionis.
Pernyataan tersebut disampaikan Imam Ali Khamenei setelah mengunjungi pameran pencapaian terbaru Pasukan Dirgantara Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran di Universitas Sains & Teknologi Dirgantara Ashura pada Minggu (19/11).
“Pemerintahan Muslim harus memutuskan hubungan politik mereka dengan rezim zionis setidaknya untuk jangka waktu terbatas,” kata Imam, dilansir Press TV.
Imam Ali Khamenei menambahkan, jika beberapa negara Muslim mengutuk kejahatan rezim zionis dan beberapa lainnya diam saja, maka hal tersebut tak dapat diterima.
Baca juga : Hamas Bongkar Rencana ‘Busuk’ Rezim Zionis
Pemutusan hubungan diplomatik ini menurut Imam Ali perlu dilakukan untuk “memutus jalur kehidupan rezim zionis” dan negara-negara Muslim harus berupaya untuk mengganggu akses terhadap energi dan barang milik penjajah zionis.
Beliau juga mendorong kelanjutan demonstrasi untuk mendukung perjuangan Palestina untuk mencegah penindasan terhadap rakyat Palestina agar tidak terlupakan.
Imam Ali juga menyatakan optimismenya terhadap perkembangan di masa depan. “Kami akan melaksanakan tugas kami,” katanya.
Sejak 7 Oktober, rezim zionis telah membunuh sedikitnya 12.300 warga Palestina, termasuk lebih dari 5.000 anak-anak dan 3.300 wanita. 30.000 warga Palestina juga terluka.
Rezim tersebut terkejut pada Oktober, hari itu ketika Operasi Badai Al-Aqsa diluncurkan secara tiba-tiba oleh gerakan perlawanan Palestina Hamas terhadap entitas pendudukan.
Imam mengatakan perkembangan di Gaza dan berlanjutnya kekejaman rezim zionis di sana telah membuka banyak fakta tersembunyi, termasuk dukungan Barat terhadap diskriminasi rasial.
Rezim Zionis adalah contoh diskriminasi rasial, kata beliau.
“Zionis menganggap diri mereka sebagai ras yang unggul dan memandang rendah umat manusia lainnya, itulah sebabnya mereka telah membantai ribuan anak tanpa rasa bersalah.”
Imam Ali Khamenei mengatakan dukungan para pemimpin Amerika Serikat, Jerman, Perancis dan Inggris terhadap “rezim rasis” juga berarti pemerintah-pemerintah tersebut mendukung diskriminasi rasial.
Baca juga : Gagal Hukum Kejahatan Zionis di Gaza, Presiden Brasil: PBB Perlu Direformasi
Beliau menyerukan masyarakat Eropa dan Amerika untuk secara jelas menunjukkan bahwa mereka tidak menganjurkan diskriminasi rasial.
Selain itu, keadaan saat ini di Gaza, menurutnya telah menunjukkan “kegagalan militer dan operasional” rezim zionis.
Rezim tersebut sejauh ini gagal mencapai tujuan yang dinyatakannya untuk melenyapkan gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meskipun menggunakan “seluruh kekuatan militernya” dalam waktu lebih dari 40 hari.
Imam Ali menegaskan, pemboman rumah sakit di Gaza membuktikan para pemimpin Israel sangat marah atas kegagalan mereka.
“Kekalahan rezim zionis di Gaza adalah nyata. Memasuki rumah sakit atau rumah penduduk bukanlah kemenangan, karena kemenangan berarti mengalahkan pihak lawan, sesuatu yang belum dan tidak akan mampu dicapai oleh rezim Zionis di masa depan.”
Lebih lanjut, Imam Ali Khamenei mengatakan kegagalan rezim zionis juga menunjukkan kegagalan Amerika Serikat dan negara-negara Barat yang dermawan terhadap rezim tersebut.
Dunia dihadapkan pada kenyataan bahwa sebuah rezim yang dipersenjatai dengan peralatan militer yang canggih dan maju telah gagal mengatasi musuh yang tidak memiliki peralatan tersebut, kata Imam.
Baca juga : Pasukan Perlawanan Palestina Tembakkan Rudal ke Pangkalan Militer Zionis