14 Manusia Suci
Hamba yang Menyembah Tuhannya
Hamba yang Menyembah Tuhannya
Ya’qub bin Ishaq berkata, “Aku bertanya kepada Imam Hasan Askari, ‘Bagaimanakah seorang hamba menyembah Tuhannya sedangkan ia tidak melihat-Nya?’ Dalam jawabannya, beliau menulis, ‘Wahai Aba Yusuf! Ayah-ayahku yang memberikan nikmat-nikmat-Nya kepadaku dan ayah-ayahku tidaklah lebih besar daripada yang bisa dilihat.’ Orang ini bertanya, ‘Adakah Rasulullah menyaksikan Tuhannya?’ Beliau menjawab, ‘Allah menunjukkan apa yang dikehendaki-Nya dari cahaya keagungan-Nya kepada hati Rasulullah.’”
Ilmu jenis ini dapat diperoleh pada waktu-waktu tertentu dan mendapatkan kesempurnaan serta kedalamannya. Dalam ungkapan hadis, malam dan siang khususnya di malam-malam Jumat dan Qadar- ilmu itu diilhamkan ke lubuk hati Rasulullah dan para imam suci yang bercahaya atau para malaikat mendiktekannya ke telinga mereka. Maka, di bawah pancaran ilham-ilham ilahiah inilah, hakikat alam semesta terbuka bagi mereka.
Baca juga : Keutamaan Imam Ali
Kita tidak mengetahui dengan tepat sejauh mana mereka menggunakan sumber gaib ini. Namun, mungkin berita-berita gaib yang adakalanya keluar dari Rasulullah saw dan para imam suci berasal dari sumber ini. Perlu diingat bahwa apa yang didiktekan kepada para imam bukan wahyu tasyri melainkan, menurut istilah hadis, ilham di hati. Hal ini karena dengan wafatnya Rasulullah saw, wahyu tasyri terputus dan tidak ada lagi pengutusan rasul. Ilham-ilham seperti ini tidak boleh kita anggap mustahil.
Ilham-ilham gaib, penyingkapan, dan penyaksian batin merupakan suatu hal yang tidak dapat diingkari. Puluhan contoh yang dialami manusia-manusia bertakwa dan para arif billah serta pesuluk di jalan penyucian diri telah kita baca atau dengar.
Jika manusia biasa saja kita anggap mungkin menerima penyingkapan-penyingkapan batiniah seperti itu apalagi para imam suci. Dengan satu perbedaan, bagi manusia-manusia biasa, kasyaf seperti itu tidak akan terjadi kecuali pada saat-saat tertentu dan tidak berkesinambungan. Berbeda dengan para imam suci, mereka mungkin saja menerima ilham-ilham tersebut secara berkesinambungan dan abadi.
Ayatullah Ibrahim Amini, Pemimpin Teladan
Baca juga : Kisah Imam Hasan