14 Manusia Suci
Memahami Kedudukan Imam Husain Bergantung Tingkat Keilmuan
Memahami Kedudukan Imam Husain Bergantung Tingkat Keilmuan
Dapat kita katakan bahwa manusia, di dunia ini, dengan raganya, tak mungkin mengetahui sesuatu yang berada di luar kondisi alam dunianya. Sehingga, jika tenggelam pada kecintaan pada dunia, maka ia akan mengingkari keberadaan alam-alam yang lebih tinggi, seperti alam barzakh dan kiamat yang berada di balik alam dunia ini. Bahkan ia akan menghindari pembicaraan tentang kedua alam itu.
Di sisi lain, orang yang tak cinta pada dunia dan selalu beroleh curahan alam-alam makrifah maupun cinta Allah, akan meremehkan kehidupan dunianya dan memandang sebagai panggung sandiwara saja. Ini lantaran ia melihat kesempurnaan kebahagiaan berada dalam kesaksiannya pada alam-alam yang lebih tinggi, sehingga ia selalu merindukan kematian dan ingin cepat bebas dari alam dunia ini.
Salah satu kondisi alam barzakh dan kiamat adalah pengetahuan akan kedudukan Sayyid Syuhada, atau pemahaman atas luasnya alam wujud, kekuasaan menyeluruh, dan adanya kehendak maupun khilafah Allah Swt pada Sayyid Syuhada.
Baca juga : Bukti Perjuangan Imam Husain untuk Amar Makruf Nahi Munkar
Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Sesungguhnya Husain bin Ali bersama ayah, ibu, serta saudaranya berada di rumah Rasulullah dan tetap diberi rezeki dan kabar berita. Lalu beliau bergantung di sisi kanan ‘Arsy sambil berkata, ‘Ya Allah, kabulkanlah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku.’ Bahwasannya, beliau akan melihat para penziarahnya dan beliau lebih mengetahui mereka dan nama-nama mereka serta nama ayah-ayah mereka dan mengetahui berpalingnya mereka dari putranya.”
“Lalu, beliau melihat kepada orang yang menangisinya dan memintakan pengampunan untuknya pula, dan beliau berkata, ‘Wahai orang yang menangis, andai engkau tahu pahala yang diberikan Allah kepadamu, maka pasti kegembiraanmu akan lebih besar daripada kesedihanmu.’ Dan beliau akan memintakan ampunan untuknya dari segala dosa maupun kesalahan.
Prof. Dasteghib, Kisah-Kisah Ajaib
Baca juga : Menangisi Imam Husain, Mendekati Allah