Ikuti Kami Di Medsos

14 Manusia Suci

Awal Rumah Tangga Imam Ali dan Sayyidah Fathimah

Awal Rumah Tangga Imam Ali dan Sayyidah Fathimah

Awal Rumah Tangga Imam Ali dan Sayyidah Fathimah

Di awal kehidupan rumah tangganya, Imam Ali as menjawab pertanyaan Rasulullah saw, “Bagiamana kamu memandang istrimu,” dengan menyebut Sayyidah Fatimah sebagai istri terbaik yang dapat membantu dirinya untuk lebih taat kepada Allah Swt. Selain itu, dalam kehidupan rumah tangganya, Imam Ali as senantiasa menunjukkan kecintaan mendalamnya terhadap Sayidah Fathimah as.

Musyawarah akan memberi identitas dan kepribadian bagi anggota keluarga, khususnya anak-anak. Jika di tengah keluarga, ayah dan ibu memberi perhatian besar terhadap pendapat anak-anaknya, niscaya mereka akan memiliki kepribadian yang kuat. Sikap kedua orang tua ini juga mendorong anak semakin aktif dan lebih berpatisipasi dalam lingkungan keluarga. Selain itu, menghornati pendapat dan pandangan anak-anak juga membantu keseimbangan mental keluarga dan kesehatan mental mereka.

Baca juga : Detik-detik Pernikahan Imam Ali dan Sayyidah Fathimah

Imam Ali as dalam sebuah perkataannya mengisyaratkan poin unik terkait musyawarah. Imam Ali berkata, “Ketika kalian menghadapi sebuah masalah, dan butuh musyawarah, pertama-tama bermusyawarahlah dengan anak muda  karena mereka tajam pemikirannya dan dapat cepat menebak. Kemudian bermusyawarahlah dengan pemuka dan orang tua sehingga mereka dapat mencari dampak dan akibatnya serta memberi pilihan terbaik, karena pengalaman mereka lebih banyak.”

Imam Ali as juga memberi arahan terkait orang yang tidak boleh diajak bermusyawarah. Imam Ali as berkata, “Jangan bermusyawarah dengan orang bakhil dan pelit, karena mereka akan mencegah kalian berbuat baik dan menakut-nakuti kalian dengan kemiskinan. Jangan libatkan orang pengecut dan penakut di musyawarah kalian, karena akan melemahkan semangat kalian untuk melakukan sesuatu. Jangan bermusyawarah dengan orang tamak karena ia akan menghiasi ketamakan dengan perbuatan jahat di mata kalian. Sesungguhnya pelit, penakut, dan tamak bersumber dari prasangka buruk kepada Tuhan.”

Irib Indonesia, Mari Membuat Hidup Lebih Baik

 Baca juga : Kesyahidan Imam Muhammad Jawad