Ikuti Kami Di Medsos

Berita

ISIS Di Mata Umat Nasrani Indonesia

KekejISIS di mata Nasraniaman dan kebiadaban teroris internasional ISIS di Irak hari ini makin membuka mata dunia. Berbagai kecaman dan protes terdengar di seluruh dunia menyuarakan agar kejahatan kemanusiaan yang dilakukan ISIS dihentikan.

Organisasi teroris internasional pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi yang bahkan ditentang oleh sesama kelompok radikal seperti Al-Qaeda ini, hingga detik ini masih mengacaukan Irak. Ribuan korban rakyat sipil dari Muslim Syiah, Sunni, Yazidi, dan Nasrani telah menjadi korban keganasan ISIS yang sebelumnya berhasil dikalahkan di Suriah karena Hizbullah turun tangan membantu Bashar Assad.

Di Indonesia sendiri, umat Nasrani sangat menentang ISIS yang meneror dan membunuhi saudara-saudara mereka di Irak dengan cara menandai rumah-rumah warga Nasrani dengan huruf ‘nun’ untuk diserang.

“Yang jelas saya sedih dan marah, saudara-saudara saya di Irak dianiaya ISIS,” aku Hillarius Johanes Kristiohadi, seorang penganut Katholik dari Cepu, Jawa Tengah.

Sementara Romo Beny Susetyo, Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK) Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) saat ABI Press hubungi juga menyebutkan bahwa umat Nasrani di Indonesia sangat mengecam kebiadaban ISIS. Menurutnya ini bukan persoalan agama tapi persoalan kemanusiaan.

“Ini persoalan kemanusiaan,” tegas Romo Beny. “Paus Fransiscus sudah minta dunia turun tangan untuk menghentikan ini. ISIS adalah ancaman terhadap peradaban dan kemanusiaan.”

Meski ISIS mengklaim sebagai Islam, Romo Beny tidak menganggap bahwa ISIS adalah representasi Islam. “Meski ISIS mengaku Islam, tapi kami tidak menganggap bahwa mereka Islam. Kita lihat umat Islam juga semuanya mengutuk kebiadaban ISIS,” ujar Romo Beny.

Hilarius juga mengamini pernyataan Romo Beny. “Bagi saya walau ISIS sendiri menyatakan Sunni, kenyataannya kan banyak ulama Sunni yang jadi korban mereka. Saya rasa ini lebih ke masalah kemanusiaan. Politik yang bawa-bawa mazhab dan agama saja,” lanjut lelaki yang bergelut di usaha travel ini.

Pendeta HKBP Medan, Riana Lumbanraja juga menyatakan rasa keprihatinan atas krisis di Irak ini. Menurutnya persoalan ISIS bukan persoalan agama, tapi persoalan politik dan kemanusiaan. “Kalau kita kaji dari sudut gerakan politik dan perdagangan secara international, banyak kelompok tertentu memakai agama untuk kesuksesan bisnisnya,” ujar Riana. “Dan politik kepentingan inilah yang mengorbankan rakyat sipil.”

Pemerintah Harus Benar-Benar Serius

Atas dikeluarkannya pernyataan larangan terhadap kelompok ISIS ini di Indonesia, Romo Beny mengapresiasi pemerintah. Namun ia juga berharap agar pemerintah lebih serius dan tegas lagi dalam menyikapi kelompok-kelompok pendukung ISIS yang hingga saat ini masih ada, dengan corong-corong medianya.

“Pemerintah harus tegas. Karena ini jelas pelanggaran konstitusi,” ungkap Romo Beny. “Paham-paham yang mengancam NKRI harus ditindak. Tak boleh kompromi. Nanti jadi seperti Irak kalau dibiarkan,” lanjutnya.

Senada, Hillary juga menengarai adanya ketidak seriusan pemerintah menangani paham radikal dan kelompok-kelompok teroris seperti ISIS ini. Hingga saat ini, tokoh-tokoh yang sejak dulu jelas terbukti mendukung ISIS, juga media-media corong ISIS ternyata masih ada dan belum diblokir.

“Saya heran dengan tindakan pemerintah yang cenderung membiarkan dan tak bertindak tegas,” keluh Hillary. “Kalau pun ada, saya lihat hanya untuk konsumsi pers. Tapi secara substansial saya tidak melihat adanya tindakan yang benar-benar serius dalam menghadang gerakan takfiri ini telah dilakukan oleh pihak pemerintah.”(Muhammad/Yudhi)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *