Berita
Sampah Istana Negara dari Masa Ke Masa
Di tengah kemeriahan dan kemegahan upacara peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI di Istana Negara yang menelan dana belasan milyar rupiah, ada satu kisah kecil yang terselip. Tak banyak orang yang mengingatnya, bahkan mungkin meremehkannya. Padahal tanpa peran mereka, kemeriahan dan kemegahan tak sempurna. Merekalah petugas kebersihan sampah Jakarta.
Ibu Kurnia, salah seorang petugas Taman Kota DKI Jakarta menceritakan bahwa untuk hari biasa, di Jalan Merdeka arah ke Istana Negara, ia bisa mengumpulkan tiga karung sampah. Tapi di acara HUT RI ini, ia bisa mengumpulkan 15 karung sampah.
ABI Press sendiri melihat, sampah terlihat berserakan di sekitar Istana Negara tempat warga, wartawan, dan PNS menghadiri upacara kemerdekaan RI ke-69 hari Minggu (17/8) lalu.
Rudi Setiawan misalnya, pemuda asli Temanggung yang dari pukul lima pagi sudah standby di sekitar Istana Negara dan Monas bersama kawan-kawannya dari Dinas Kebersihan untuk membersihkan sampah, menyebutkan bahwa jika ada acara-acara besar, banyaknya sampah menjadi berkali-lipat.
“Tahun ini sih lebih sepi dari tahun lalu, Mas,” ujar Rudi. “Kalau rame seperti tahun kemarin, rumputnya sampai gak keliatan. Sampah semua,” terangnya.
Rudi yang tinggal di rumah kontrakan dengan sewa Rp. 200.000,- per bulan di Gambir itu mengaku tahun ini sampah lebih sedikit dibanding tahun lalu karena larangan pemerintah baru-baru ini bagi pedagang untuk berjualan di sekitar Monas. Meski masih terlihat beberapa pedagang di kompleks Monas, namun jumlahnya tidak banyak.
“Paling banyak sampahnya itu memang dari penjual,” terang Rudi. “Masyarakat yang berkunjung pada gak buang sampah di tempatnya, soalnya. Main buang saja di jalan,” keluh pemuda ini.
HUT RI Tahun Lalu Lebih Ramai
Yanto, pengawas petugas kebersihan yang sedang istirahat saat kami wawancarai mengamini hal ini.
“Penjual ini bisa nyumbang 1 kontainer sampah, sekitar 4 ton sampah kalau hari biasa,” terang Yanto. “Kalau ada acara, bisa nyumbang satu truk besar kapasitas 15 ton.”
Yanto menyebutkan untuk hari-hari biasa, Dinas Kebersihan menyediakan 2 truk besar berkapasitas 15-17 ton sampah per truk. Jika ada acara besar, ditambah satu atau dua truk tambahan. Tapi Yanto mengakui, tahun lalu, upacara HUT RI lebih ramai, dan sampahnya juga lebih banyak, sampai 7 truk sampah berkapasitas 120 ton dikerahkan. Sekarang, dari pagi hingga sore, sampah yang terkumpul hanya 3 truk, atau sekitar 50 ton sampah.
“Sekarang lebih sepi dari tahun lalu,” ujar Yanto. “Ditambah sampah dari pedagang sekarang berkurang karena adanya larangan berjualan di sekitar Monas.”
Yanto yang sehari-hari bergelut dengan sampah ini mengaku demi membersihkan sampah, tak jarang ia sampai 24 jam bekerja memastikan semua sampah dibersihkan. Seperti saat ulang tahun Jakarta kemarin dan di malam takbiran Iedul Fitri.
“Ya, kadang-kadang saya sampai 24 jam bekerja,” aku Yanto. “Saya cuma ingin mengabdi supaya Jakarta bersih, itu saja,” lanjut Yanto yang sangat menyayangkan masih minimnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah di tempatnya, bahkan di hari ulang tahun Kemerdekaan RI kali ini. (Muhammad/Yudhi)