Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Kisah Kakek Idris dan Menteri Sosial Salim Segaf

Menteri Sosial Salim Segaf Aljufri dan rombongan mendatangi Idris, seorang lansia telantar yang tinggal di Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (10/8/2014). Selain memberikan sembako, Menteri Salim berjanji memperbaiki tempat tinggal kakek 76 tahun ini.

Di usianya yang renta, ia harus berjuang sendiri tanpa istri, sanak saudara, anak, apalagi cucu. Idris nama kakek 76 tahun ini.

Sehari-hari, Idris menempati gubuk berukuran 3×4 meter tanpa kamar mandi. Tepatnya ia tinggal di Jalan Wahid Hasyim, RT 02/RW 04, Kelurahan Baru, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah.   Idris yang telah lumpuh hanya dapat beraktifitas di kasurnya. Untuk buang air, ia lakukan pada lantai yang telah berlubang.

Adalah Ramli yang biasa membantu mengantarkan makanan dan minuman untuk lansia telantar ini. Pasalnya, semenjak ditinggal mati istrinya enam bulan lalu, Idris tidak lagi memiliki sanak saudara yang sudi membantunya. Warga sekitar bersama ketua RT sudah berulang kali hendak membawa Idris ke hunian yang lebih layak, namun kakek itu menolak. Ia tidak ingin menghabiskan hari-harinya di panti jompo sebab rumah itulah satu-satunya harta miliknya yang paling berharga.

“Istri kakek Idris sudah lama meninggal. Bahkan meninggalnya baru diketahui setelah dua hari ketika ada orang datang membawa makanan dan merasakan bau tidak sedap dari dalam rumah. Sebab ketika kita tanya, selalu hanya dijawab tidur,” ujar Ramli.

Tidak banyak keterangan yang bisa diperoleh dari Idris. Sebab kakek ini hanya dapat mengatakan ya atau tidak saat ditanya. Sewaktu muda dan sehat, Idris hidup dari menjual bensin botolan, rokok dan permen di kios yang berada di pinggir jalan.

Cerita tentang Idris ini pun sampai kepada Menteri Sosial Salim Segaf Aljufri. Bersama rombongan pejabat dinas sosial provinsi dan dinas sosial Kota Palu, Menteri Salim pun mendatangi rumah Idris dan memberikan bantuan sembako.

Melihat kondisi fisik dan lingkungan tempat tinggal Idris, seketika itu Menteri Salim menginstruksikan dinas sosial melakukan bedah rumah secepatnya. Dana sebesar Rp10 juta disiapkan untuk itu. Tetapi terlebih dahulu menteri meminta pemerintah daerah mendatangkan paramedis untuk memeriksa kesehatan serta memindahkan sementara Idris ke panti jompo. Ketika Menteri Salim mengajak Idris berdialog dan berjanji memperbaiki rumahnya, Idris hanya terdiam. Menurut Salim, ada sebanyak 2,8 juta lansia di Indonesia, namun yang dibantu pemerintah baru sekitar 5000 lansia. “Dengan terbatasnya dana kementerian, diharapkan daerah dengan otonomi daerah dapat mencari sumber dana lain, misalnya dari swasta,” paparnya. (Indar)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *