Nasional

Muslimah ABI dan Muslimah NU Bagi Takjil Bersama

Pimcab Muslimah Ahlulbait Indonesia (ABI) Kabupaten Pasuruan dan PAC Muslimat NU bersama-sama melaksanakan kegiatan amal, pada Minggu (9/4).

Kedua Ormas keagamaan perempuan itu bersama-sama membagikan makanan takjil gratis kepada masyakat di jalan raya selatan Pos penjagaan alun-alun Bangil, Pasuruan, Jawa Timur.

“Alhamdulillah kita berkolaborasi dengan teman-teman muslimat NU Bangil berbagi ta’jil dengan tujuan dapat meraih keberkahan di bulan Suci Ramadhan ini,” terang syarifah Mimi salah satu peserta dari Muslimah ABI.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa kegiatan tersebut dilakukan bersama, dan saling membagi tugas, hingga membagikannya.

“Kegiatan ini betul-betul dilaksanakan bersama mulai dari makanannya dari kita, nasinya, adapun dari Muslimat NU snacknya, hingga proses membagikannya pun kita bersama-sama.”

Tak hanya berbagi ta’jil, minggu kemarin 2 ormas tersebut juga berdonasi mukenah ke tempat ibadah. “Kemarin juga kerja sama naruk mukena di musollah,” tutupnya.

Meski berasal dari latar belakang yang berbeda, tidak menjadi penghalang bagi 2 ormas di Kabupaten Pasuruan ini untuk berlomba dalam kebaikan. Mereka bekerja sama mengesampingkan ego demi maslahat, manfaat, dan keberkahan.

Perbedaan bukanlah penghalang bagi terciptanya persatuan. Perbedaan tidak identik dengan perselisihan. Perbedaan baru menjadi persoalan serius jika disertai fanatisme buta. Fanatisme semacam inilah yang kerap memicu terjadinya perpecahan.

Agama melarang umat bercerai berai, namun mendorong untuk senantiasa bersatu dan saling tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa. Sebagaimana tercermin dalam firman Allah SWT dalam surat Ali Imran dan Surat Al Maidah di bawah ini.

“Berpegang teguhlah kalian semua dengan tali Allah dan jangan bercerai berai!” (QS Ali Imran: 103).

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan,” (QS Al Maidah : 2)

Muslimah ABI Kabupaten Pasuruan dan Muslimat NU Bangil mengajarkan kepada kita semua bahwa perbedaan bukan sarana bersaing atau berselisih, justru perbedaan adalah nilai plus untuk saling melengkapi satu sama lainnya.(Ali)