Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Kabar Dunia Pertelevisian Jelang HUT Kemerdekaan RI Ke-69

Saat usia kemerdekaan bangsa Indonesia makin bertambah, peran media massa terutama televisi justru berkembang ke arah yang negatif. Saluran TV yang seharusnya menjadi saluran milik publik dan untuk kepentingan publik telah disalahgunakan dan menjadi alat kepentingan satu kelompok saja.

Hal tersebut disampaikan oleh Roy Thaniago, direktur Remotivi, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang mengawasi hal-hal yang berkaitan dengan televisi.

Di pekan terakhir menjelang peringatan ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-69 ini, ia menilai media pertelevisian Indonesia belum bisa memberikan kontribusi yang lebih untuk kemajuan bangsa Indonesia.

Menurutnya, banyak media nasional yang saat ini hanya dominan berada di Jakarta saja.  Padahal itu bertentangan dengan peraturan undang-undang yang mengatur tentang jaringan media.

“Itu yang dapat mengecilkan potensi daerah, karena dominasi media nasional,” ungkap Roy.

TV nasional yang mendominasi iklan menyebabkan TV daerah hanya dapat mengandalkan anggaran dari Pemerintah Daerah.
“Itu akan menyebabkan media tidak leluasa mengkritisi kebijakan pemerintah daerah karena anggaranya dari sana,” tambahnya.

Itulah salah satu sebab dan alasan kenapa Roy mengatakan bahwa perekonomian di bidang media massa telah direbut Jakarta dengan pertelevisian nasionalnya.

Selain itu, ia juga menilai Jakarta telah mendominasi konten tayangan dan berita-berita.

“Bagaimana orang Madura memperoleh informasi harga cabai di daerahnya, atau informasi tentang kasus korupsi di Papua, ini sangat sedikit sekali informasinya,” ungkapnya.

Belum lagi masih banyaknya hiburan-hiburan “tak sehat” ditayangkan.

“Nonton orang jatuh malah ditertawakan, kehancuran rumah tangga orang malah dipublikasikan,” ungkap Roy mencontohkan.

Belum lagi terkait urusan politik pemilik medianya. Seringkali televisi menayangkan atau memberitakan hal-hal yang menyangkut kepentingan kelompok tertentu saja bahkan menyerang kelompok lain demi kepentingan politik, bukan kepentingan publik.

Hal ini kata Roy patut disayangkan. Mendekati 69 tahun merdeka justru media massa malah berperan ke arah yang negatif dan kehilangan obyektifitasnya dalam menayangkan sesuatu.

Sementara itu, Yulia Supadmo, Penyelia Program pada Divisi News & Current Affairs di Kompas TV menjelang HUT RI ke-69 ini memiliki beberapa program khusus untuk memberikan tayangan yang diharapkan dapat meningkatkan semangat nasionalisme bagi bangsa Indonesia. Di antaranya, program Documenter Histories yang mengangkat era perjuangan kemerdekaan, film drama keluarga yang merayakan eksistensi sebagai bangsa, dan talkshow yang mengapit pengibaran bendera di Istana.

Program-program tersebut dimaksudkan sebagai salah satu upaya memberikan tayangan yang menginspirasi serta mendidik pemirsa untuk lebih mengenal Indonesia terutama di masa perjuangan merebut kemerdekaan. (Malik/Yudhi)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *