Nasional
BEM PTNU Se-Nusantara Tolak Timnas “Israel” ke Indonesia
BEM PTNU Se-Nusantara Tolak Timnas “Israel” ke Indonesia
BEM PTNU Se-Nusantara menyatakan penolakannya terhadap rencana kedatangan timnas “Israel” dalam ajang piala dunia U-20 di Indonesia, pada Mei – Juni tahun ini.
“Sangat jelas, kami menolak kehadiran ‘Israel’ dalam kegiatan apapun di Indonesia,” kata Presidium nasional BEM PTNU Se-Nusantara, Wahyu Al Fajri, Minggu (26/3), dilansir tribunnews.com.
Ia menambahkan, ada dua alasan utama menolak kedatangan timnas sepak bola “Israel” ke Indonesia.
Pertama, “Israel” negara penjajah, sehingga memberi ruang terhadap kehadiran negara tersebut di RI menyalahi amanat UUD 1945.
“UUD 1945 yang berbunyi kemerdekaan ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan,” ujarnya.
Kedua, Indonesia tidak memiliki hubungan bilateral apapun dengan “Israel”.
Baca juga : Wagub Jabar Tolak Timnas U-20 “Israel” ke Indonesia
Selain itu, jika menerima tim sepak bola “Israel”, maka komitmen Indonesia terhadap kemerdekaan warga Palestina patut dipertanyakan.
“Dan sejauh mana pemerintah mengambil ini sebagai peluang untuk kemerdekaan Palestina,” katanya.
Fajri pun menyayangkan pernyataan pemerintah yang meminta tidak mencampurkan intrik sosial politik di dalam sepak bola.
“Tentu ini sangat di sayangkan, artinya sebagai negara yang berdaulat apalagi siap menjadi Tuan rumah dalam kegiatan internasional tersebut kita selayaknya memilik aturan domestik yang di selaraskan dengan kebijakan politik luar negeri,” tuturnya.
Baca juga : Wapres: Jaga Perdamaian dan Keutuhan Bangsa
“Itu secara tegas dan jelas harus di terima oleh semua pihak termasuk FIFA dan lainnya,” tambahnya.
Ia juga menegaskan pemerintah harus cermat mengambil kebijakan terkait persoalan rencana kedatangan tim sepak bola “Israel”.
“Saya Secara pribadi dan mewakili mahasiswa NU mengingatkan pemerintah haruslah cermat dalam mengambil kebijakan atas permasalahan ini, ada aturan yang harus di pertimbangkan, ada juga aturan yang mutlak harus di terima seluruh kalangan internasional salah satunya adalah kemerdekaan Palestina,” tutup Fajri.