Ikuti Kami Di Medsos

Kalam Islam

Keyakinan Religius Sebabkan Kebahagiaan dan Kegembiraan

Keyakinan Religius Sebabkan Kebahagiaan dan Kegembiraan

Dilihat dari sudut pandang tertentu, kebahagiaan dan kegembiraan adalah optimisme. Orang yang memiliki keyakinan religius selalu bersikap optimistis terhadap dunia, kehidupan, dan alam semesta. Keyakinan religius memberi bentuk tersendiri pada sikap manusia terhadap dunia. Sebab, menurut agama, alam semesta punya tujuan dan itu adalah perbaikan (kemajuan) dan evolusi. Maka, keyakinan religius tentu saja mempengaruhi pandangan manusia dan menjadikan manusia optimistis dengan sistem alam semesta dan hukum yang mengaturnya.

Sikap orang yang berkeyakinan religius terhadap alam semesta, sama dengan sikap orang yang tinggal di suatu negara yang meyakini bahwa sistem, hukum, dan formasi negara itu bagus, pemimpin negara itu tulus dan bermaksud baik, dan bahwa di negara itu, setiap warganya, termasuk dirinya, berpeluang mencetak prestasi. Orang seperti itu tentu saja akan berpendapat bahwa penyebab permanen keterbelakangan dirinya atau orang lain, tak lain dari kemalasan dan tak berpengalaman. Maka dari itu, dirinya dan warga lain bertanggung jawab dan dituntut untuk menunaikan tugasnya.

Baca juga : Momen Imam Ali Zainal Abidin Dicemooh

Orang yang memiliki keyakinan religius akan bertanggung jawab atas keterbelakangan dirinya dan tak akan menyalahkan negara dan pemerintahannya atas keterbelakangannya itu. Ia percaya bahwa jika ada yang tidak beres, itu karena dirinya dan warga lain seperti dirinya tidak dapat menunaikan tugas dengan baik. Tentu saja perasaan seperti ini akan membangkitkan rasa harga diri, dan mendorong dirinya melangkah ke depan dengan penuh optimisme.

Sebaliknya, orang yang tidak memiliki keyakinan religius ibarat orang yang tinggal di suatu negara yang sistem, hukum dan formasinya dianggap zalim, dan ia terpaksa menerima, meski tidak sesuai dengan kata hatinya. Hati orang seperti itu akan selalu dipenuhi rasa benci dan dendam. Sedikit pun dirinya tak akan pernah berencana meningkatkan kualitas dirinya. Menurutnya, kalau segalanya sudah tidak beres, kejujuran dan ketulusan dirinya tak akan ada gunanya. Orang seperti itu tak akan pernah menikmati dunia ini. Bagi dirinya, dunia ini akan selalu seperti penjara yang menakutkan.

Allah Swt befirman: Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada Hari Kiamat dalam keadaan buta. (QS. Thaha: 124)

Murtadha Muthahhari, Manusia dan Alam Semesta

Baca juga : Imam Husain Berhasil Hidupkan Pemikiran Islam

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *