Nasional
Rawan Bencana Alam, Pakar: Sistem Pendidikan Indonesia Harus Dirombak
Rawan Bencana Alam, Pakar: Sistem Pendidikan Indonesia Harus Dirombak
Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji mengatakan sistem pendidikan di Indonesia seharusnya disesuaikan dengan kondisi Indonesia yang rawan bencana alam.
Hal itu disampaikannya setelah gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,6 menguncang Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (21/11) siang kemarin. Akibat bencana gempa tersebut 272 kehilangan nyawa dan baru 162 orang yang dapat diidentifikasi, dan 39 orang lainnya masih hilang.
Ia menekankan, bahwa melihat tingginya potensi bencana alam di Indonesia, maka materi mitigasi kebencanaan tak cukup hanya dengan menambahkannya di dalam kurikulum. Sebab, menurutnya persoalan utama ada di sistem pendidikan.
“Sistem pendidikan nasional harus dirombak. Rombak total yang sesuai dengan kondisi di Indonesia. Bukan cuma nambahin materi ya, bukan cuma kurikulum. Bukan di situ problem-nya, tapi sistem pendidikannya,” ujarnya, Rabu (23/11).
Namun, Indra menekankan bahwa hal itu bukan berarti mengontrol bencana alam. Namun dengan kemampuan kita berpikir dan adanya teknologi, seharusnnya bisa membuat kita belajar hidup dengan alam yang berada di ring of fire.
Baca juga : Sepanjang Januari – Maret, Indonesia Dihantam 612 Bencana
“Mitigasi bencana menjadi bagian dari kurikulum karena memang itu adalah kehidupan kita,” katanya.
Salah satu bukti pentingnya sistem pendidikan dan edukasi terhadap mitigasi bencana di Indonesia, menurut Indra, tecermin saat terjadi gempa Cianjur yang ketika itu ada rapat dengar pendapat (RDP) Komisi V DPR RI dengan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Basarnas.
Ketika itu Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dan jajarannya langsung berlindung di bawah meja, sementara Wakil Ketua Komisi V Roberth Rouw selaku pimpinan rapat terekam hanya tertawa tanpa melakukan mitigasi bencana.
“Seorang anggota DPR level pimpinan pun enggak tahu apa yang harus dilakukan saat terjadi gempa. Apakah kita yakin masyarakat miskin, pedesaan, daerah terpencil juga tahu. Jadi problem-nya bukan masalah kurikulum tapi memang sistem pendidikan nasional kita yang ngaco,” tutur Indra.
Karena itu, menurut Indra salah satu cara untuk melindungi rakyat Indonesia adalah dengan memberikan edukasi bahwa Indonesia merupakan kawasan ring of fire yang membuat Indonesia menjadi negara rawan bencana gempa bumi.
“Mengedukasi mereka kalau daerah tempat tinggal kita itu begini, sering terjadi begini, jadi yang harus dilakukan segini” ujar Indra.
Baca juga : BPIP: Segera Masukkan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi