Nasional
Pakar: Kasus Covid-19 Melonjak Akibat Lemahnya Prokes
Pakar: Kasus Covid-19 Melonjak Akibat Lemahnya Prokes
Pakar biostatistika epidemiologi FKM Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Windhu Purnomo mengatakan, lemahnya protokol kesehatan di masyarakat menyebabkan melonjaknya kasus positif Covid-19 di sejumlah wilayah di Indonesia, di samping munculnya subvarian baru dari Omicron.
“Adanya penularan baru itu kan terjadi ketika seseorang tidak memakai masker sebagai pelindung. Artinya, ketika terjadi penularan seperti ini, baik orang yang tertular maupun yang menulari sedang tidak menggunakan pelindungnya dengan baik,” ujarnya, Rabu (16/11), Liputan6.com.
Selain itu, Windhu juga menduga lonjakan Covid-19 disebabkan munculnya subvarian baru. Meski kemunculan subvarian baru itu tidak seberbahaya varian-varian yang muncul sebelumnya.
Baca juga : Sepanjang Januari – Maret, Indonesia Dihantam 612 Bencana
“Kedua, munculnya varian atau subvarian baru. Ketika muncul varian baru itu dia tidak dikenali oleh tubuh. Jadi, varian-varian baru itu pada umumnya memiliki kemampuan melarikan diri dari kekebalan tubuh manusia. Sehingga, kalau muncul varian atau subvarian baru, penularan akan lebih tinggi. Tapi nanti lama kelamaan akan menurun lagi,” tuturnya.
Meski saat ini melonjak, sebenarnya jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia sempat mengalami penurunan. Bahkan berada pada level terendah tepatnya pada awal September lalu.
“Sebenarnya awal September lalu kasus Covid-19 itu sudah menurun. Kemudian diketahui sekitar akhir September itu ditemukan subvarian baru Omicron XBB di Surabaya. Dan itu bertahan cukup lama,” kata Windhu.
Munculnya subvarian baru Omicron XBB tersebut kemudian menyebabkan terjadinya lonjakan kasus positif, selain itu melemahnya antisipasi protokol kesehatan dari masyarakat.
Baca juga : Mensos: Cegah Paparan Terorisme Sejak di Pemda
“Nah, sekarang subvarian Omicron XBB itu sudah semakin meningkat sejak Oktober. Sejak saat itulah lonjakan terjadi. Bahkan sampai sekarang ini kasus harian sudah mencapai 6000-an lebih,” imbuhnya.
Windhu menjelaskan, subvarian Omicron XBB kali ini memiliki tingkat fatalitas yang rendah. Subvarian ini juga memiliki karakteristik cepat alami lonjakan tetapi juga cepat pula mengalami penurunan. Sehingga, diharapkan masyarakat tak perlu panik namun tetap waspada.
“Saya rasa masyarakat tidak usah panik berlebihan karena saya yakin pada akhir November nanti akan mencapai puncak kasus tetapi kemudian akan segera turun lagi. Tetapi tentu saja perlu waspada, apalagi saat libur panjang Natal dan Tahun Baru nanti karena mobilitas masyarakat pasti akan meningkat,” tandasnya.
Baca juga : BPIP: Segera Masukkan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi