Nasional
Wapres: Pancasila Masih Relevan Hadapi Tantangan Zaman
Wapres: Pancasila Masih Relevan Hadapi Tantangan Zaman
Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin menegaskan bahwa Pancasila hingga saat ini masih sangat relevan dalam menghadapi tantangan zaman.
“Dalam perjalanan sejarahnya Pancasila sebagai dasar negara selalu dihadapkan dengan tantangan tidak ringan, akan tetapi Pancasila selalu berdiri kokoh.” ujar Ma’ruf Amin pada acara Penguatan Pembinaan Ideologi Pancasila kepada Aparatur Pemerintah Provinsi Banten, Senin (14/11), dilansir Detikcom.
Terlepas dari lika-liku tantangan berbagai zaman, baginya Pancasila tetap menjadi panduan untuk hidup dan masih relevan untuk menjawab segala tantangan dalam seluruh sektor pembangunan dari pusat sampai berbagai daerah.
“Pancasila itu bersifat terbuka, tidak kaku yang selalu mengedepankan nilai-nilai luhur,” jelas Ma’ruf Amin.
Baca juga : Sepanjang Januari – Maret, Indonesia Dihantam 612 Bencana
Ia juga menekankan, bahwa tak ada pertentangan antara Pancasila dengan agama, dan tidak saling menjatuhkan. Keduanya justru saling menguatkan.
“Seorang muslim yang baik, ia adalah muslim yang Pancasilais dan seorang Pancasilais dia adalah muslim yang baik”, kata Ma’ruf Amin.
Wapres melanjutkan bahwa banyak sekali tantangan yang dihadapi Pancasila, di antaranya dampak perang di beberapa negara, narkoba, korupsi, dan terorisme. maka dari itu ia berharap ASN harus menjadi garda terdepan dalam menghadapinya.
“Ini harus dipersiapkan sungguh-sungguh dan tandem dengan nilai-nilai Pancasila,” pesannya.
Baca juga : Mensos: Cegah Paparan Terorisme Sejak di Pemda
Ma’ruf juga menyoroti data dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), yang menyatakan sebanyak 85 persen generasi milenial telah terpapar radikalisme. Menurutnya hal tersebut dikarenakan belum adanya pemahaman yang baik dalam bermain media sosial.
“Hal itu karena belum tumbuh ketertiban, belum tumbuh kepatuhan hukum, belum tumbuh itikad baik dalam bermedia sosial,” katanya.
Ia menjelaskan data Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi dan Birokrasi (Menpan-RB) yang menunjukkan setiap bulan ada 10 ASN dipecat karena radikalisme dan terorisme. Hal ini dikarenakan nilai-nilai Pancasila tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Para ASN ini tidak memegang teguh nilai-nilai Pancasila ada yang ingkar sumpah jabatan, ingin mengganti dasar negara, melawan UU dan Ideologi Pancasila,” tandasnya.
Baca juga : BPIP: Segera Masukkan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi