Daerah
Nasib Pengungsi Muslim Syiah Sampang: Jalani Ramadhan Kedua di Rusunawa
Bagi warga Muslim Syiah Sampang, bulan Ramadhan ini merupakan bulan Ramadhan kedua yang mereka lalui sejak menjadi pengungsi di Rusunawa Puspo Agro Jemundo, Sidoarjo Jawa Timur. Agustus bulan depan, mereka telah genap dua tahun menjadi pengungsi, setelah sebelumnya mereka mengungsi di GOR Sampang, Madura.
Kini, sebagian dari mereka hanya bisa duduk diam, tak bisa berbuat banyak. Sebagiannya lagi mengisi kejenuhan dengan bekerja seadanya.
Rosyid, salah satu kepala keluarga di pengungsian itu terpaksa bekerja menjadi pengupas kulit kelapa di pasar dekat Rusunawa. Hal itu juga dilakukan beberapa pengungsi lain yang merasa punya tenaga untuk bekerja, karena sebagian dari mereka ada yang sudah lanjut usia dan tua renta, sebagian lagi masih balita. “Bukan hanya untuk menghilangkan jenuh, tapi juga untuk mencari sumber penghasilan bagi nafkah keluarga dan sekolah anak-anak,” ungkap Rosyid.
Tak adanya sikap tegas dari pemerintah atas nasib mereka, membuat Ormas Islam Ahlulbait Indonesia (ABI), salah satu ormas yang berpusat di Jakarta, merasa semakin prihatin atas keadaan itu. Namun, menyikapi hal ini, ABI tetap optimis dan akan terus membantu memperjuangkan hak-hak mereka untuk kembali ke kampung halaman.
Senin (21/7) sore, bertepatan dengan hari ke-23 bulan Ramadhan, Ahmad Hidayat selaku Sekretaris Jenderal ABI kembali mengunjungi pengungsi di Rusunawa. Kunjungan tersebut dimaksudkan sebagai upaya untuk memperkokoh tali silaturrahmi dan persaudaraan. Selain itu, juga untuk memberikan motivasi bagi para pengungsi agar tetap sabar dan tegar menjalani semua ujian dan cobaan yang mereka terima.
“Sekaligus untuk memberikan hadiah lebaran bagi mereka,” ungkap Ahmad Hidayat. Menurut Ahmad, hal itu dilakukan mengingat, menjelang hari Raya Idul Fitri, banyak hal yang mereka butuhkan untuk merayakan hari bahagia dan kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa di bulan suci Ramadhan.
Dalam kesempatan itu, Ahmad Hidayat juga berpesan kepada para pengungsi untuk selalu menjaga persatuan di antara mereka. “Karena persatuan mengundang kasih sayang Allah, kasih sayang Rasulullah, dan para Imam Maksumin,” tambahnya.
Selain itu, Ahmad juga menghimbau agar mereka selalu berdoa setiap saat, karena Allah selalu mendengar doa, terlebih doa orang-orang yang teraniaya dan terzalimi. “Karena Allah selalu memanggil-manggil kita setiap saat untuk kita selalu datang kepada-Nya, menuju ke rumah kedamaian,” tutur Ahmad.
“Kita tidak boleh mundur dalam memperjuangkan hak-hak kita, tapi harus dengan cara yang baik dan benar,” pungkas Sekjen ABI itu. (Malik/Yudhi)