Ikuti Kami Di Medsos

Internasional

Pasukan Kolonial Zionis Kepung 100 Ribu Warga Palestina

Pasukan Kolonial Zionis Kepung 100 Ribu Warga Palestina

Pasukan Kolonial Zionis Kepung 100 Ribu Warga Palestina

Pasukan kolonial zionis mengepung lebih dari 100.000 warga Palestina yang berada di kamp pengungsian Shufat dan di dekat kota Anata dalam upaya pencarian penembak yang menewaskan seorang tentara kolonial zionis.

Outlet berita Palestina mengabarkan bahwa kamp pengungsi Shufat dan kota Anata, timur laut al-Quds, telah dikepung pasukan kolonial zionis sejak Sabtu malam lalu, setelah seorang tentara kolonial zionis tewas dan dua lainnya terluka dalam serangan penembakan di pos pemeriksaan.

Pintu masuk dan keluar kamp serta kota telah ditutup ketika pasukan kolonial zionis mulai mencari dan melancarkan serangan di daerah itu sebagai bagian dari kampanye besar-besaran untuk menemukan tersangka, dilansir Press TV.

Baca juga : Poros Perlawanan Lancarkan 27 Serangan Hantam Rezim Zionis

Laporan dari kamp pengungsi mengatakan, setidaknya 20 orang diculik sejak serangan tesebut, termasuk yang diklaim pasukan kolonial zionis sebagai anggota keluarga tersangka penyerang.

Wali Kota Anata, Taha Rifai mengatakan kepada kantor berita Palestina, WAFA bahwa pasukan kolonial zionis pada Senin (10/10) terus mendobrak masuk ke rumah-rumah warga, meneror keluarga, menghentikan orang-orang di jalan-jalan, dan memeriksa surat-surat mereka sambil memaksa toko-toko tutup.

Sejak awal blokade zionis, warga Palestina tidak beeprgian untuk menerima perawatan kesehatan yang diperlukan, dan banyak persediaan dasar seperti tepung hampir habis. Pendidikan dalam kamp juga dihentikan.

Seorang aktivis dan anggota komite populer kamp, Thaer Fasfos mengatakan kepada Middle East Eye bahwa situasi di kamp Shuafat adalah “tragis” dan banyak pasien harus dilarikan ke rumah sakit di al-Quds untuk menerima dialisis atau kemoterapi, namun tidak dapat melakukan itu.

Ketua Alhaq, sebuah kelompok hak asasi manusia Palestina, Shawan Jabarin menggambarkan pengepungan itu sebagai “hukuman kolektif” di mana otoritas rezim zionis “merasa kebal dari pertanggungjawaban.”

“Kehidupan warga Palestina tidak memiliki kesucian bagi mereka, juga mata pencaharian dan martabat mereka. Ini tertanam dalam pola pikir pendudukan [zionis],” katanya, seraya menambahkan bahwa “dari sudut pandang hukum, hukuman kolektif ini merupakan kejahatan perang dan melanggar Konvensi Jenewa.”

Baca juga : Yahya Saree: Yaman Siap Melawan Setiap Agresi

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Gerakan Jihad Islam Palestina, Ziyad Nakhalah menggambarkan operasi penembakan baru-baru ini di Tepi Barat sebagai kasus “perlawanan” yang “terencana.”

Ini adalah kasus “perlawanan, pemberontakan bersenjata, dan revolusi yang benar dan serius melawan pendudukan. Kami melakukan semua yang kami bisa untuk meningkatkan intifada ini,” kata Ziyad dalam sebuah wawancara dengan jaringan televisi al-Mayadeen Lebanon pada hari Senin.

Ia juga mengatakan, ada upaya untuk “mengembangkan kemampuan perlawanan di Tepi Barat dan menyebarkannya ke wilayah pendudukan.”

Pasukan kolonial zionis baru-baru ini melakukan serangan dan pembunuhan hampir setiap malam di Tepi Barat, terutama di Jenin dan Nablus, di mana kelompok baru pejuang perlawanan Palestina telah dibentuk.

Lebih dari 150 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan kolonial zionis di wilayah yang diduduki sejak awal tahun, termasuk 51 di Jalur Gaza yang terkepung selama serangan tiga rezim Tel Aviv pada bulan Agustus lalu.

Sementara itu, lebih dari 30 warga Palestina juga terbunuh, baik itu warga Jenin maupun yang terbunuh di wilayah Jenin.

Baca juga : Kelompok Perlawanan Lancarkan 20 Serangan Anti-Zionis

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *