Internasional
Iran Bertekad Usut Penyebab Kematian Masha Amini
Iran Bertekad Usut Penyebab Kematian Masha Amini
Republik Islam Iran menegaskan akan usut tuntas peristiwa meninggalnya Masha Amini, perempuan yang meninggal ketika menghadiri persidangan pelanggaran hijab. Peristiwa yang sebenarnya lumrah ini mendadak mendapat sorotan publik. Khususnya setelah media-media Barat ramai-ramai menuduh, hingga menyerbarluaskan fitnah dan hoaks, bahwa aparat Iran melakukan kekerasan terhadap Masha Amini hingga meninggal dunia.
“Kesimpulan seperti ini terlalu dini untuk disampaikan mengingat investigasi dan penyelidikan masih berlangsung,” tulis Kedutaan Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia di Jakarta, melalui rilis yang diterima Tim Media Ahlulbait Indonesia (ABI), Jumat (30/9).
“Kesimpulan yang dituduhkan oleh mereka merupakan sebuah tindakan provokatif dan tidak beralasan,” tambah ya.
Iran sendiri, menurut rilis tersebut sangat serius menangani kasus Masha Amini ini. Sejumlah tim investigasi dan pencari fakta dibentuk untuk mengungkap fakta meninggalnya Masha Amini.
Tim-tim tersebut dibentuk di berbagai badan dan lembaga, mulai dari Menteri Dalam Negeri; Jaksa Agung kota Tehran; Badan Administrasi Kehakiman Provinsi Tehran; Badan Kepolisian Forensik; dan yang dibentuk oleh Parlemen Republik Islam Iran.
Baca juga : Poros Perlawanan Lancarkan 27 Serangan Hantam Rezim Zionis
“Beberapa tim investigasi dan pencari fakta khusus ini dibentuk untuk mengklarifikasi semua aspek insiden ini dan menemukan kebenaran,” tulis rilis tersebut.
Masih menurut rilis tersebut, tim-tim investigasi yang dibentuk ini telah mulai bekerja sesuai dengan misi dan tujuannya masing-masing untuk menghasilkan penyelidikan yang cepat, adil, tidak memihak, efektif dan independen. Termasuk dengan melakukan penelitian lapangan dan eksperimen ilmiah, meninjau catatan medis, memintai keterangan orang-orang dan pihak-pihak yang relevan serta meninjau rekaman CCTV.
“Hasil dari investigasi dan pencarian fakta ini nantinya secara terpisah akan diserahkan kepada otoritas kehakiman Iran,” seperti yang ditulis dalam rilis tersebut
Sementara itu, menurut Menteri Dalam Negeri Iran, hasil penyelidikan awal dan laporan yang dibuat oleh Rumah Sakit Kasra menunjukkan bahwa tidak ada tindakan kekerasan dan pukulan apapun terhadap Mahsa Amini, seperti yang digemborkan media Barat.
Iran juga menegaskan bahwa negara tersebut sangat menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia dengan tetap mendasarkan pada supremasi hukum. Karena itu aparat penegak hukum di Iran tak boleh mengabaikan Hak Asasi Manusia dalam penegakan hukumnya, termasuk menegaskan aturan wajib hijab.
Baca juga : Yahya Saree: Yaman Siap Melawan Setiap Agresi
“Aparat yang mengabaikan HAM dalam menjalankan tugasnya harus bertanggung jawab di hadapan hukum. Segala bentuk perilaku ilegal oleh aparat penegak hukum memberikan korban hak untuk mengajukan pengaduan dan menindaklanjutinya,” tulis rilis itu.
Republik Islam Iran sekali lagi menegaskan tekadnya untuk melindungi hak-hak semua warganya. Mereka menyatakan akan serius mengejar insiden kematian Mahsa Amini hingga penyebab kematiannya ditemukan.
“Kami bertekad untuk melindungi hak-hak semua warga. kami akan serius mengejar insiden kematian Mahsa Amini hingga penyebab kematiannya ditemukan,” tegasnya.
Iran merupakan negara yang majemuk. Masyarakatnya terdiri dari berbagai kelompok etnis, antara lain etnis Kurdi, Baloch, Turki, Arab, Lur, Persia, dan lain-lain, di mana tak ada etnis yang dianggap sebagai minoritas.
Sedangkan pemerintahan berbentuk Republik Islam yang dipilih di negara itu telah melalui proses referendum dengan dukungan 98.2 persen masyarakat Iran. Pemerintahan ini kemudian membuat berbagai aturan yang sesuai dengan norma budaya dan agama masyarakat Iran. Termasuk peraturan yang terkait dengan kewajiban berhijab.
Baca juga : Kelompok Perlawanan Lancarkan 20 Serangan Anti-Zionis