Ikuti Kami Di Medsos

Nasional

Radikalisme: Problem Klasik Tiap Komunitas Beragama

Jumat (18/7) lalu, bertempat di kediaman Romo Harry, di Paviliun Sekolah Kanisius Menteng, digelar pertemuan tokoh lintas agama dengan Mr. Roberto Catalano, Co-Director The Focolare Movement, dari Roma.

Usai buka bersama, Romo Harry memaparkan maraknya penggunaan kekerasan dalam menyikapi perbedaan kehidupan beragama di Tanah Air yang berimbas pada kurangnya kerjasama sosial di antara komunitas beragama. Padahal kerjasama sosial sangat diperlukan untuk membangun kehidupan yang berkualitas dan saling membantu dalam menyelesaikan tiap kesulitan dan permasalahan.

Sementara Roberto Catalano memperkenalkan The Focolare Movement sebagai organisasi untuk dialog antaragama yang berpusat di Roma-Italia. Menurutnya, dorongan untuk saling memahami dan berkerjasama adalah salah satu kunci untuk menjaga persatuan.

Catalano mendapati bahwa pandangan radikal yang keras di masing-masing agama baik Katolik, Kristen, Hindu, Budha, Islam, dan keyakinan agama yang lain mendorong lahirnya kekerasan dengan kedok agama. Hal itu terjadi di berbagai kelompok umat beragama.

“Radicalism is problem in every community,” ungkap Catalano menegaskan bahwa radikalisme merupakan masalah umum yang biasa terjadi di berbagai komunitas. Padahal mestinya dikembangkan sikap pluralis sebagai aset untuk hidup dalam perbedaan dan saling memahami perbedaan budaya.

“Pluralistic is a great asset to make a good society because we are life in plural society with different religion, and we have to know and understand the culture,” jelas Catalano yang pernah hidup di India, di sebuah lingkungan dengan berbagai keyakinan agama itu.

Ia menguraikan bahwa tanpa kerukunan dan kerjasama antarumat beragama, masyarakat akan terus diliputi permusuhan dan anti pergaulan antara pemeluk agama yang berbeda.

Hadir pula dalam pertemuan tersebut perwakilan dari ICRP, GKI Yasmin, Komnas Perempuan, dan Muhammadiyah.

Imam Addaruqutni, Ketua LHKP (Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik) Muhammadiyah,  menyatakan bahwa persoalan kehidupan beragama memerlukan komunikasi dan pendekatan saling merasakan untuk memahami pentingnya makna kerjasama.

Dalam acara yang berakhir pukul 20.15 WIB itu hadir pula Siti Musdah Mulia, selaku SekJen ICRP(Indonesian Conference on Religiond and Peace). (Sulton/Yudhi)