Nasional
Refleksi Kemerdekaan, Keberagaman Indonesia dalam Pancasila
Refleksi Kemerdekaan, Keberagaman Indonesia dalam Pancasila
Sejumlah pengurus Pimpinan Nasional (Pimnas) Pandu Ahlubait hadir dalam acara Malam Refleksi Kemerdekaan Republik Indonesia sekaligus merayakan HUT RI dengan tema “Keberagaman Indonesia Dalam Pancasila”. Dalam acara yang diselenggarakan oleh sejumlah organisasi kemasyarakatan di wilayah Bogor pada Selasa (16/8) itu, ketua Pimnas Pandu, Sayyid Muhammad Hasni tampil sebagai salah satu pembicara.
“Kemerdekaan,” ujar Sayyid Muhammad, “adalah sebuah kemandirian untuk bertindak sesuai dengan hak-hak hidup terhormat dan bermartabat. Selama dua norma ini terkandung dalam hayat kesadaran manusia tiada siapapun yang dapat memaksakan kehendaknya dan menyudutkan keinginannya untuk hidup sebagai pribadi yang merdeka.”
Namun, imbuhnya, memaknai kemerdekaan harus dalam arti multidimensi. Artinya, ketika seseorang dihadapkan dengan dirinya, ia bukanlah tawanan syahwat dan hawa nafsunya sehingga cenderung bersikap arogan dan merendahkan dirinya sendiri.
Baca juga : Peringati Hari al-Quds, Bandung Lautan Massa Pro-Palestina
Merdeka, katanya, ketika dihadapkan pada budaya, “Ia memiliki identitas sebagai penjaga cagar kultur orisinil negerinya dan bukan penggemar budaya impor dari negara asing apalagi menjadi plot-plot korban dari perang lunak.”
“Kemerdekaan, ketika dihadapkan dengan keyakinan dan akidahnya, ia akan menjaga prinsip-prinsip keyakinannya tanpa takut ditekan dan didominasi oleh pihak lain, tidak minder, dan bangga mengamalkannya,” tuturnya.
Ketika dihadapkan pada kehidupan ekonominya, Sayyid Muhammad menegaskan, ia menjadi pribadi yang merdeka terhadap urusan dunianya dan tidak menjadi bulan-bulanan kecintaan terhadap dunia yang fana.
Baca juga : Bela Palestina, Masyarakat Kalsel Peringati Hari al-Quds
Sayyid Muhammad mengakhiri paparannya dengan mengatakan bahwa setiap manusia sejatinya diciptakan saling bersaudara. Persaudaraan adalah hakikat dari kemerdekaan sebagaimana maula Ali bin Abi Thalib as berpesan, yang menjadi piagam kemanusiaan populer, bahwa: manusia ada dua tipe, “Bila ia bukan saudaramu dalam agama dan akidah, maka ia adalah sejawatmu dalam ciptaan.”
Sebagai informasi, kegiatan yang diselenggarakan oleh Ahmadiyah ini dihadiri oleh berbagai kalangan dari berbagai latar belakang keyakinan, mulai dari Hindu, Budha, Kristen, Muslim Syiah, Muslim Sunni dan yang lain. Serta salah satu pembicaranya adalah seorang peneliti di bidang ilmu sosial, budaya dan kajian agama di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Dr. Ahmad Najib Burhani, M.A. [Mujib]
Baca juga : Peringati Al-Quds Day 2023, Teriakan “Mampus Israel” Menggema di Tolitoli