Nasional
Demi Persatuan Bangsa, DPP ABI dan Dewan Pers Sepakat Hadapi Hoaks dan Disinformasi
Demi Persatuan Bangsa, DPP ABI dan Dewan Pers Sepakat Hadapi Hoaks dan Disinformasi
Perkembangan informasi yang begitu pesat saat ini membuatnya memiliki dua sisi yang bertolak belakang. Di satu sisi, informasi dapat menjadi sangat bermanfaat, tapi di sisi lainnya juga dapat memicu bencana. Salah satunya dengan kian menjamurnya kabar hoaks dan praktik disinformasi.
Hal itu juga yang menjadi kekuatiran ormas Ahlulbait Indonesia (ABI) sebagai salah satu organisasi masyarakat Islam di Indonesia yang tak jarang menjadi sasaran fitnah, disinformasi, dan hoaks.
“Hampir menjadi sebuah modus di tengah masyarakat bahwa segala sesuatu yang buruk kemudian dilabelisasi dengan ‘Syiah’,” kata Ketua Umum DPP ABI Habib Zahir Bin Yahya ketika berkunjung ke Dewan Pers, di Jakarta Pusat, Jumat (12/8). Seperti dalam kasus terorisme dan kasus asusila beberapa waktu lalu.
Karena itu, lanjut Habib Zahir, penting untuk dapat meminalisir perkembangan hoaks, fitnah, dan disinformasi di masyarakat, guna mengurangi potensi bencana yang dapat ditimbulkan.
“Kami menawarkan, ketika berhubungan dengan Syiah (sebagai salah satu mazhab dalam Islam–pen.), maka ABI siap menjadi salah satu sumber informasi,” ujarnya.
Selain itu, Habib Zahir juga menegaskan pentingnya peran Dewan Pers dan menyatakan kesiapan ABI untuk bermitra dengan Dewan Pers dalam mengedukasi masyrakat terkait nilai toleransi untuk mempererat kehidupan berbangsa dan bernegara.
Baca juga : Peringati Hari al-Quds, Bandung Lautan Massa Pro-Palestina
Terkait disinformasi dan kabar hoaks tersebut, Ketua Dewan Pers Prof. Dr. H. Azyumardi Azra juga mengakui bahwa hal tersebut saat ini menjadi hambatan bagi Dewan Pers untuk dapat menjadi lembaga yang inklusif, atau merangkul semua pihak.
“Hambatannya adalah media abal-abal, jurnalis abal-abal yang kerjanya menyebarkan hoaks, provokasi mengadu domba, menggunakan berbagai macam informasi termasuk isu keagamaan, itu yang agak berat bagi kami,” ujar Prof. Azyumardi.
“Jadi kalau ada pemberitaan yang kurang pas mengenai ABI silahkan dilaporkan. Jadi masyarakat secara luas kalau merasa dirugikan oleh pemberitaan yang dimuat di media, silahkan laporkan kepada kami,” tambahnya.
Ia mengatakan bahwa setiap hari Dewan Pers menerima rata-rata 2 sampai 3 pengaduan. Dalam satu tahun, terdapat sekitar 900 laporan yang masuk dan harus diselesaikan.
Baca juga : Bela Palestina, Masyarakat Kalsel Peringati Hari al-Quds
Lebih jauh, Prof. Azyumardi berharap agar ABI lebih inklusif dan terbuka bagi banyak pihak. “Kita perlu memperkuat kerukunan kita, Dewan Pers terbuka dan tidak membeda-bedakan.”
Bagi Prof. Azyumardi, komunitas muslim Syiah menjadi kelompok yang kerap menjadi sasaran pelecehan, perundungan, bahkan kekerasan fisik. Hal itu menurutnya tak dapat dibenarkan.
“Dewan Pers akan berada di depan untuk membela hak-hak kelompok yang menjadi sasaran hanya karena perbedaan seperti Syiah dengan Sunni. Perbedan keduanya bagi saya sih tidak terlalu prinsipil,” tuturnya.
Dewan Pers, kata Prof. Azyumardi ingin merekat persatuan, sesuai dengan salah satu misinya pada tahun ini, yaitu mempererat persatuan dan kesatuan di tengah perbedaan dan keragaman.
Delegasi ABI yang hadir pada siang itu antara lain Ketua Umum ABI, Habib Zahir bin Yahya, Sekjen ABI, Ali Ridho, dan Ketua Bidang Humas dan Penerangan ABI, Dede Azwar. Sementara dari Dewan Pers diwakili ketua Dewan Pers, Prof. Dr. H. Azyumardi Azra, salah satu ketua komisi Dewan Pers, Asmono Wikan, dan staf Dewan Pers, Wawan.
Pada akhir pertemuan, kedua pihak saling bertukar cinderamata.
Baca juga : Peringati Al-Quds Day 2023, Teriakan “Mampus Israel” Menggema di Tolitoli