Ikuti Kami Di Medsos

Nasional

Kepala Staf Kepresidenan: Guru Agama Harus Waspadai Wabah Intoleransi

Kepala Staf Kepresidenan: Guru Agama Harus Waspadai Wabah Intoleransi

Kepala Staf Kepresidenan: Guru Agama Harus Waspadai Wabah Intoleransi

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengajak guru agama mewaspadai wabah intoleransi dan radikalisme di sekolah. Ini mengingat guru agama merupakan ujung tombak moderasi beragama.

Hal itu disampaikan Moeldoko saat menerima pengurus DPP Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII), di Gedung Bina Graha, Jakarta, Rabu (28/7), dilansir Antaranews.

“Ini harus diwaspadai bersama, terutama oleh para guru agama yang punya posisi strategis sebagai ujung tombak dalam moderasi beragama melalui pembelajaran dan pendidikan agama secara komprehensif,” ujar Moeldoko.

Ia juga mengingatkan agar pendidikan keagamaan tidak terjebak pada doktrin dan simbol yang bersifat normatif, namun harus mengakomodasi substansi agama dalam perspektif yang universal seperti ajaran tentang toleransi, kebaikan, akhlak budi pekerti, dan kejujuran. Sehingga, pola pikir anak didik semakin terbuka terhadap ideologi dan komitmen beragama.

Baca juga : Peringati Al-Quds Day 2023, Teriakan “Mampus Israel” Menggema di Tolitoli

“Pembelajaran yang normatif ditambah dengan doktrin-doktrin keagamaan yang tak terkontrol dapat membuat cara pikir satu arah sehingga anak didik tidak mau menerima masukan, bahkan perbedaan,” ujar Moeldoko.

Dikutip dari Beritasatu.com, Moeldoko juga menambahkan, sekolah menjadi ruang strategis untuk membentuk mental bagi tumbuhnya watak keberagaman yang kuat bagi anak-anak.

“Ini yang harus dijaga,” tegas Moeldoko.

Kekuatiran Meoldoko sangat beralasan. Dilansir dari Tempo.co, pada tahun lalu hasil survie tim riset dari Program Kreativitas Mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, yang mencatat 44 dari 100 pelajar SMA atau sederajat di Kota Bandung terindikasi berpaham radikal. Kecenderungan transmisi paham radikal ini didapatkan para pelajar itu dari internet seperti media sosial.

Baca juga : Hari al-Quds di Sulbar, Serukan Tolak Normalisasi dengan Penjajah “Israel”

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *