Ikuti Kami Di Medsos

Internasional

75 Tahanan Palestina Mogok Makan

75 Tahanan Palestina Mogok Makan

75 Tahanan Palestina Mogok Makan

Sekitar 75 pejuang kemerdekaan Palestina yang dipenjara di tahanan rezim kolonial zionis karena melakukan perlawanan terhadap pendudukan, hari ini mulai mogok makan terbuka sebagai bentuk solidaritas pada dua tahanan administratif yang lebih dulu mogok makan, Khalil Awawda dan Raed Rayyan.

Juru bicara Komisi Urusan Tahanan, Hasan Abed Rabbo mengatakan pada WAFA bahwa Rayyan, 28, telah melakukan mogok makan selama 109 hari. Ia menuntut diakhirinya penahanan administratif ilegal dirinya tanpa tuduhan atau pengadilan yang dilakukan rezim zionis.

Sedang, Khalil Awawdeh, 40, dari kota Idna di distrik Hebron, Tepi Barat selatan, telah melakukan mogok makan selama 23 hari sebagai protes atas penahanan administratifnya yang berkepanjangan tanpa dakwaan atau pengadilan.

Baca juga : Hizbullah Puji Indonesia Tolak Tim “Israel” di Piala Dunia U-20

Sebelumnya, bulan lalu Awawdeh mogok makan dan telah berlangsung selama 111 hari setelah rezim zionis meyakinkan bahwa penahanan administratifnya tidak akan diperpanjang. Namun, ternyata janji rezim penjajah zionis itu hanya omong kosong. Awawdeh pun melanjutkan mogok makannya seminggu kemudian setelah otoritas pendudukan mengingkari janjinya untuk mengakhiri perintah penahanannya yang tidak adil.

Kebijakan penahanan administratif rezim zionis mendapat kutukan luas. Sebab aturan itu memungkinkan penahanan warga Palestina tanpa tuduhan atau pengadilan untuk interval yang dapat diperbarui sewenang-wenang, biasanya berkisar antara tiga sampai enam bulan, berdasarkan bukti yang tidak pernah diungkapkan di pengadilan, bahkan pengacara pun dilarang hadir di persidangan.

Saat ini, terdapat lebih dari 680 warga Palestina dalam tahanan administratif rezim kolonial zionis, yang dianggap ilegal oleh hukum internasional. Kebanyakan tahanan itu adalah mantan tahanan yang menghabiskan bertahun-tahun di penjara karena perlawanan mereka terhadap pendudukan rezim penjajah zionis.

Amnesty Internationa menggambarkan kebijakan penahanan administratif rezim zionis sebagai “praktik kejam dan tidak adil yang membantu mempertahankan sistem apartheid zionis terhadap warga Palestina.”

Baca juga : Batalyon Quds Serang Posisi Tentara Ilegal Zionis

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *