Nasional
Merawat Rumah Bersama Bernama Indonesia
Merawat Rumah Bersama Bernama Indonesia
Forum Temu Kebangsaan Orang Muda (Forum Tembang), sebagai pertemuan penggerak muda lintas iman dan kepercayaan, kali ini mengadakan pertemuan rutin tahunan dengan tema “Optimalisasi Peran Orang Muda Dalam Merawat Indonesia Sebagai Rumah Bersama”, pada 1-3 Juli 2022, di Cico Resort, Bogor.
Visi misi Tembang sendiri adalah mempertemukan penggerak muda dari berbagai organisasi lintas iman dan kepercayaan untuk membincang isu-isu sosial seperti pendidikan, korupsi, media digital, isu lingkungan hidup, dan kewirausahaan.
“Kami memang tidak menggelar acara secara daring karena mengingat pertemuan penggerak lintas iman dan kepercayaan ini membutuhkan interaksi lebih aktif dan bonding satu sama lain untuk menjadi sebuah tim. Pasca acara ini, semua penggerak yang bertemu akan melakukan rencana tindak lanjut ke depan. Untuk itu dibutuhkan perjumpaan secara langsung. Tentunya akan melalui serangkaian protokol kesehatan yang ketat,” ucap Ketua Forum Tembang 2022 Thomas Albertin dalam siaran pers yang diterima Ahlulbait Indonesia (ABI), Rabu (6/7).
Baca juga : Peringati Al-Quds Day 2023, Teriakan “Mampus Israel” Menggema di Tolitoli
Forum Tembang tahun ini meletakkan fokus diskusinya pada tema “Indonesia sebagai Rumah Bersama”. Indonesia Rumah Bersama yang dimaksud adalah pemenuhan hak-hak setiap warga negaranya secara inklusif dan non-diskriminatif.
“Pertemuan ini juga menjadi penting untuk mendorong orang muda berkontribusi dalam mengawal pesta demokrasi 2024. Karena sebagaimana kita ketahui bahwa kendala pesta demokrasi selalu menghasilkan polarisasi di masyarakat. Maka, kami menilai penting untuk melibatkan anak muda agar tercipta iklim demokrasi yang sehat,” kata Thomas.
Acara yang digelar selama tiga hari ini menghadirkan Sandrayati Moniaga (Komisioner Komnas HAM RI) sebagai keynote speaker, serta Gita Putri Damayana (Pusat Studi Hukum dan Kebijakan), Tri Santoso Prabasworo Yudonegoro (Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden), dan Firman Kumiawan (Akademisi, Pakar Komunikasi) sebagai pembicara dalam diskusi panel.
Dalam sesi Focus Group Discussion, hadir pula M. Ananto Setiawan (Youth and Tolerance Programme Officer YAPPIKA ActionAid) sebagai fasilitator FGD pendidikan, Raynaldo Sembiring (Direktur Eksekutif Indonesian Center for Environmenral Law) sebagai fasilitator FGD Lingkungan, Gloria Fransisca Khatarina (Division of Education Alliance of Independent Journalists Indonesia — Jakarta Office) sebagai fasilitator FGD Media, Diky Anindiya (Program Officer at Indonesia Corruption Watch) sebagai fasilitator FGD Antikorupsi, dan Hieronymus Kopong Bali (Marketing Manager KUMPUL) sebagai fasilitator FGD Kewirausahaan.
Pada 2022, Forum Tembang sukses menyeleksi 70 peserta dari 142 calon yang mendaftar. Pada tahun ini, peserta yang terpilih berasal dari organisasi lintas iman dan kepercayaan seperti Jaringan GUSDURian, Komisi Kepemudaan Konferensi Wali Gereja Indonesia, Biro Pemuda dan Remaja Persatuan Gereja – Gereja di Indonesia, Pandu Ahlulbait Indonesia, PAKIN (Pemuda Agama Khonghucu Indonesia) Cibinong, AMSAW (Ahmadiyya Muslim Students Association for Woman), Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI), Pemuda Ahmadiyah, Pemuda Lintas Agama Padang, GAMKI (Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia), Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Jakarta, Banjarmasin, Makassar, dan Padang, GASA (Global Active Student Association), serta Komunitas MAGIS Jakarta.
Baca juga : Hari al-Quds di Sulbar, Serukan Tolak Normalisasi dengan Penjajah “Israel”
“Sebagai seorang pengikut Keluarga Nabi saw (Ahlulbait), kami sudah selesai dengan isu keberagaman. Artinya, adanya perbedaan adalah sebuah keniscayaan. Perbedaan adalah hal yang lumrah, ia menjadi bermasalah jika dibeda-bedakan (baca: diskriminasi) terutama dalam pemenuhan hak dan kewajibannya sebagai bangsa Indonesia”. ucap Mujib Munawan.
Menurut Sekjen Pimpinan Nasional Pandu Ahlulbait yang menjadi salah satu peserta itu, kegiatan Temu Kebangsaan Orang Muda 2022 selama tiga hari itu juga menjadi sangat penting karena ada pertukaran pikiran, ide, dan gagasan dalam isu-isu strategis anak muda. “Selain sebagai wadah kita saling memperkenalkan diri dan komunitas kita masing-masing, kita juga menjadi lebih terbuka dalam bersikap kepada saudara-saudara kita yang berbeda agama dan keyakinan.” tambah Mujib.
“Saya sendiri tergabung di FGD Anti Korupsi, dan kami banyak bertukar gagasan di diskusi ini. Ditambah lagi, kita mendapat banyak pelajaran juga dari Lembaga Indonesia Corruption Watch. Saya kira, peran pemuda dalam membangun Indonesia sebagai rumah bersama sangat penting. Orang muda harus memiliki kepekaan terhadap kejadian-kejadian yang terjadi di negara kita. Jangan apatis, hanya karena beberapa fenomena ketidakdewasaan kita dalam berpolitik,” ujar Mujib Munawan saat dihubungi tim media Ahlulbait Indonesia.
Baca juga : Hari al-Quds, Masyarakat Kalbar: Satu Solusi untuk Palestina, One State Solution