Kisah
Hak Mukmin
Hak Mukmin
Pernah Imam Ali Ridha as ditanya: “Apakah hak seorang mukmin pada mukmin yang lain?”.
Imam Ali Ridha as menjawab, “Termasuk hak mukmin pada mukmin lain adalah merengkuh cinta di dada kepadanya, menolongnya dengan harta, membelanya melawan orang yang berlaku zalim terhadap dirinya. Dan apabila ada pembagian untuk muslimin di saat saudaranya tidak hadir, ia akan mengambilkan jatah itu untuknya, jika wafat ia menziarahi kuburnya.”
“Hendaknya ia tidak berbuat zalim kepadanya, tidak memperdayanya, tidak mengkhianatinya, tidak menghinakannya, tidak mengumpatnya di belakang, tidak membohonginya, dan tidak berkata kasar atau kotor kepadanya. Jika ia mengeluarkan kata-kata itu kepadanya, niscaya hubungan wilayah di antara mereka akan gugur, dan apabila mengatakan padanya ‘kamu adalah musuhku’, maka salah satu dari mereka telah kafir, dan jika menuduhnya, maka iman dalam hatinya telah melebur sebagaimana garam melebur dalam air.”
Baca juga : Ingin Pertama Mengucapkan Salam
“Barangsiapa memberi makan seorang mukmin, baginya lebih utama dari membebaskan budak. Barangsiapa memberi minum seorang mukmin, Allah Swt akan memberinya minuman dari rahiqun makhtum (anggur surga yang murni). Barangsiapa memberi pakaian seorang mukmin dan menyelamatkannya dari ketelanjangan, Allah Swt akan memakaikannya sutera sundus dan harir surgawi. Barangsiapa memberi hutang kepada seorang mukmin dengan niat tulus demi Allah, maka Allah Swt akan menghitungnya sederajat dengan sedekah sampai ia membayarnya.”
“Barangsiapa menyelesaikan salah satu kesulitan seorang mukmin di dunia, Allah Swt akan menyelesaikan salah satu kesulitannya di akhirat. Barangsiapa memenuhi kebutuhan seorang mukmin, baginya lebih utama dari puasa-puasa dan i’tikafnya di Masjidil Haram. Sungguh posisi seorang mukmin seperti betis dan tulang punggung pada tubuh.”
Muhammad Mahdi Ashifi, Syiah Ahlulbait as
Baca juga : Tercakup Doa Imam Mahdi