Ikuti Kami Di Medsos

Kalam Islam

Islam dan Keadilan

Islam dan Keadilan

Islam dan Keadilan

Islam menilai keadilan sedemikian tinggi sehingga jika sekelompok Muslim ingin menyimpang dari jalan keadilan dan mulai turut dalam penindasan, mereka harus ditahan, sekalipun akan memicu perang.

Allah Swt berfirman: Dan apabila ada dua golongan orang-orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat zalim terhadap (golongan) yang lain, maka perangilah (golongan) yang berbuat zalim itu, sehingga golongan itu kembali pada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil, dan berlakulah adil. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. (QS. al-Hujurat: 9)

Hal menarik yang tampak dari ayat ini adalah, bahwa “penengah” secara keras diperintahkan untuk meyakinkan mereka ketika menyelesaikan perdamaian, sehingga perselisihan diselesaikan sesuai dengan keadilan, tanpa menunjukkan kelonggaran pada pihak penyerang.

Baca juga : Pemuda Tobat, Manusia Paling Dicinta Allah

Mungkin saja terjadi dalam kasus-kasus dimana perang telah dimulai untuk berbagai tujuan agresi, sehingga penengah mencoba mengakhiri perselisihan dengan menuntut kelonggaran dan melupakan berbagai kesalahan yang pada akhirnya mendorong salah satu golongan untuk melepaskan tuntutannya demi menyenangkan golongan lainnya.

Pendekatan toleran ini, kendati sah-sah saja, dengan sendirinya, dapat memperkuat semangat agresivisme pada jiwa orang-orang yang didekati dengan memulai perang.

Sekalipun penolakan sukarela dari tuntutan pihak yang satu merupakan suatu tindakan yang diinginkan dengan efek sendirinya, hal ini akan menimbulkan efek yang tidak baik pada mentalitas pihak penyerang.

Tujuan Islam adalah menumbangkan pemaksaan dan kezaliman dari masyarakat Islam dan menjamin para anggotanya, sehingga tidak seorang pun dapat memperoleh sesuatu dengan modus agresi dan unsur paksaan.

Mujtaba Musawi Lari, Keadilan Allah, Qada dan Qadar Manusia

Baca juga : Intidzharu Faraj, Pelajaran tentang Harapan

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *