Berita
BNPT: Kalangan Kampus Rentan Terpapar Radikalisme
BNPT: Kalangan Kampus Rentan Terpapar Radikalisme
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan kalangan kampus merupakan kelompok rentan terpapar radikalisme.
“Kami melihat kalangan kampus yang didominasi dari mahasiswa merupakan kelompok rentan yang perlu kita ingatkan. Tugas kami, BNPT, mengingatkan semua pihak membangun kesepahaman,” katanya, Selasa (24/5), seperti dilansir Tempo.co.
Sebab, lanjutnya, karakteristik paham terorisme dan kekerasan sangat bertentangan dengan nilai luhur bangsa Indonesia dan tak sesuai dengan konstitusi Ideologi Pancasila.
Boy mengaku pihaknya memiliki data sejumlah kampus dan sivitas akademi yang terpapar dalam radikalisme. Namun Boy enggan menjelaskan data yang ditampung oleh pihaknya.
“Kampus-kampus tertentu, mohon maaf tidak kami sebutkan, yang jelas itu adalah komunikasi konstruktif kami,” ujarnya.
Baca juga : Roket Palestina Hantam Zionis
Namun, ia mengatakan bahwa BNPT terus mengadakan kerja sama dengan beberapa kampus untuk mengatasi persoalan tersebut. Termasuk juga dengan berbagai upaya untuk mencegah adanya paham-paham baru yang dianggap radikal.
Sebelumnya, pada Senin (23/5), Datasemen Khusus 88 (Densus 88) Anti Teror menangkap seorang mahasiswa Universitas Brawijaya berinisial IA. Mahasiswa ini diduga simpatisan Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
IA diduga terlibat dalam kegiatan pengumpulan dana untuk membantu kegiatan ISIS di Indonesia. Ia juga disebut mengelola media sosial untuk menyebarkan materi-materi ISIS mengenai terorisme.
Ia juga disebut berkomunikasi intens dengan seseorang berinisial MR, tersangka perkara terorisme dari kelompok Jamaah Anshar Daullah (JAD) yang ditangkap pada awal 2022 karena diduga terlibat dalam perencanaan amaliah (upaya untuk melakukan serangan bom bunuh diri) di fasilitas umum dan kantor-kantor polisi.
Kepala Bagian Bantuan Operasi Densus 88, Kombes Aswin Siregar, menyatakan bahwa IA juga berencana melakukan tindakan teror penyerangan ke kantor polisi dengan senjata api.
Baca juga : Di Hari Pendidikan, Pakar Tekankan Pentingnya Pendidikan Literasi Digital