Ikuti Kami Di Medsos

Nasional

Kepala BNPT: Ramadhan Momen Meyemai Rasa Cinta Agama dan Tanah Air

BNPT Perkenalkan Instrumen Deteksi Paham Radikal di Kementerian

Kepala BNPT: Ramadhan Momen Meyemai Rasa Cinta Agama dan Tanah Air

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar menyerukan momen bulan Ramadhan 1443 H sebagai momen menyemai rasa cinta agama dan tanah air sekaligus.

“Kita bisa leluasa beribadah menjalankan puasa dengan tenang dan nyaman karena berada di lingkungan yang damai. Makanya mari pupuk kedamaian di negeri ini,” seru Boy Rafli Amar, Senin (4/4) seperti dikutip Tribunnews.

Boy menambahkan bahwa pendiri bangsa memiliki pemikiran jauh ke depan. Mereka menggelorakan semboyan hubbul wathon minal iman yang artinya cinta tanah air adalah sebagian dari iman.

“Kenapa begitu? Karena dengan cinta tanah air, negara menjadi aman sehingga ibadah bisa berjalan dengan leluasa tanpa ada gangguan,” terang mantan Kepala Divisi Humas Polri ini.

Baca juga : Peringati Hari al-Quds, Bandung Lautan Massa Pro-Palestina

Boy juga menyampaikan bahwa di belahan dunia lain saat ini tengah terjadi perang. Situasi tersebut tentu membuat warganya tidak leluasa menjalankan ibadah puasa dengan nyaman dan aman.

Untuk itu Boy Rafli mengajak semua lapisan masyarakat untuk mempertahankan eksistensi Indonesia. Ia masih melihat adanya upaya untuk merusak eksistensi Indonesia yang terus dilancarkan kelompok radikal terorisme. Mereka berkedok agama dengan tujuan menciptakan kekacauan.

Bahkan, menurutnya, tidak sedikit anak muda yang terjebak menerima konten atau narasi radikal berkedok agama untuk nekat berjihad (dalam makna yang disalahpahami dan disalahgunakan–red.). Ia mencontohkan insiden bom di Katedral Makassar dan penembakan di Mabes Polri pada tahun 2021 lalu.

Sebab itu, Boy meminta masyarakat, khususnya generasi muda untuk selektif mengkonsumsi konten di dunia maya. “Fenomena ini nyata dan terjadi di Indonesia,” katanya.

Boy mengajak generasi muda supaya lebih produktif dan kritis. Caranya dengan mengembangkan kemampuan literasi digitalnya, serta turut mengedukasi dan menjadi agen kontra radikalisasi di dunia maya.

Literasi digital dalam pemanfaatan dunia maya menurutnya harus dimanfaatkan anak muda agar tidak salah menyikapi narasi radikal. “Dapat memilah secara bijak informasi yang bermanfaat dan yang merugikan,” ujar Boy Rafli.

Baca juga : Bela Palestina, Masyarakat Kalsel Peringati Hari al-Quds

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *