Kisah
Rasulullah dan Puasa Ramadhan-Sya’ban
Rasulullah dan Puasa Ramadhan-Sya’ban
Suatu hari, salah seorang istri Rasulullah saw bertanya kepada beliau tentang kenapa beliau begitu kuat dedikasinya untuk beribadah.
Rasulullah saw menjawab, “Kepada siapa lagi aku harus bersyukur, kalau bukan kepada Tuhanku?”
Rasulullah saw sangat sering berpuasa, di samping puasa Ramadhan dan di sebagian bulan Sya’ban. Beliau selalu melewatkan sepuluh terakhir bulan Ramadhan dengan iktikaf di masjid. Rasulullah saw kerap mengatakan bahwa ibadah dikerjakan menurut kemampuan masing-masing, dan tidak boleh memaksakan diri. Karena, jika dipaksakan, maka efeknya akan buruk.
Baca juga : Zuhud yang Salah
Rasulullah saw menentang kehidupan yang tidak mau terlibat dalam urusan duniawi, termasuk menolak kehidupan berkeluarga. Beberapa sahabat beliau mengutarakan niat untuk hidup seperti itu.
Lalu Rasulullah saw berkata, “Tubuh, istri, anak-anak, dan sahabat-sahabatmu semuanya punya hak atas dirimu, dan engkau harus memenuhi kewajibanmu.”
Murtadha Muthahhari, Manusia dan Alam Semesta
Baca juga : Momen Rasulullah Menjenguk Imam Ali