Akhlak
Akhlak Utama
Rasulullah Saw. bersabda: “Wahai Ali, ada tiga hal yang termasuk akhlak yang utama: Hendaklah engkau menyambung tali silatu rahmi dengan orang yang memutuskannya, memberi orang yang tidak pernah memberimu dan memaafkan orang yang berbuat aniaya padamu.”
لامُظاهَرَةَ أحسَنُ مِنَ المُشاوَرَةِ
1-Tidak ada perlindungan yang lebih baik daripada musyawarah
ً
يا عَليُّ! عَلَيكَ بِالصِّدقِ ولاتَخرُج مِن فيكَ كِذبَةٌ أبَداً ولاتَجتَرِئَنَّ عَلى خِيانَةٍ أبَدا
2-Wahai Ali, hendaklah engkau berkata benar dan jangan sekali-kali engkau berdusta dan berani untuk berkhianat.
يا عَليُّ ! ثَلاثٌ مِن مَكارِمِ الأخلاقِ : تَصِلُ مَن قَطَعَكَ وتُعطِي مَن حَرَمَكَوتَعفُو عَمَّن
ظَلَمَكَ؛
3-Wahai Ali, ada tiga hal yang termasuk akhlak yang utama: Hendaklah engkau menyambung tali silatu rahmi dengan orang yang memutuskannya, memberi orang yang tidak pernah memberimu dan memaafkan orang yang berbuat aniaya padamu.
يا عَليُّ! ثَلاثٌ مَن لَم يَكُن فيهِ لَم يَقُم لَهُ عَمَلٌ : وَرَعٌ يَحجُزُهُ عَن مَعاصِى اللَّهِوعِلمٌ يَردُّ بِهِ جَهلَ السَّفيهِ وعَقلٌ يُداري بِهِ النّاسَ؛
4-Wahai Ali, ada tiga hal yang bila seseorang tidak memilikinya maka amalnya tidak akan membaik: wara` yang mencegahnya dari berbuat maksiat kepada Allah, ilmu yang dapat menyelamatkannya dari sikap bodoh orang yang jahil dan akal yang dengannya ia bergaul secara baik dengan masyarakat.
مَن أتى غَنِيّاً فَتَضَعضَعَ لَهُ ذَهَبَ ثُلُثا دينِهِ
5-Barangsiapa mendatangi orang kaya lalu ia merendahkan diri di hadapannya maka sepertiga agamanya telah lenyap.
يا عَليُّ! كُلُّ عَينٍ باكِيَةٌ يَومَ القِيامَةِ إلّا ثلاثَ أعيُنٍ : عَينٌ سَهَرَت في سَبيلِ اللَّهِوعَينٌ غُضَّت عَن مَحارِمِ اللَّهِ وعَينٌ فاضَت مِن خَشَيةِ اللَّهِ؛
6-Wahai Ali, semua mata akan menangis pada hari kiamat kecuali tiga mata: Mata yang bergadang di jalan Allah, mata yang dipejamkan karena untuk menghindari hal yang dilarang oleh Allah, dan mata yang menangis karena takut pada Allah.
يا عَليُّ! طوبى لِصورَةٍ نَظَرَ اللَّهُ إلَيها تَبكي عَلى ذَنبٍ لَم يَطَّلِع عَلى ذلِكَ الذَّنبِ أحَدٌ غَيرُ اللَّهِ؛
7- Wahai Ali, beruntunglah wajah yang dipandang oleh Allah, yaitu wajah yang menangis karena dosa yang tiada seorangpun yang mengetahui dosa tersebut selain Allah.
لِلمُرائي ثَلاثُ عَلاماتٍ : يَنشَطُ إذا كانَ عِنَد النّاسِ ويَكسَلُ إذا كانَ وَحدَهُويُحِبُّ أن يُحمَدَ في جَميعِ الاُمورِ؛
8-Tanda orang yang berbuat riya’ itu ada tiga: Bersemangat jika banyak orang, bersikap malas jika sendirian dan suka dipuji dalam banyak hal.
لَيسَ يَنبَغي لِلعاقِلِ أن يَكونَ شاخِصاً إلّا في ثَلاثٍ : مَرَمَّةٍ لِمَعاشٍ أو خُطوَةٍلِمَعادٍ أو لَذَّةٍ في غَيرِ مُحَرَّمٍ؛
9-Orang yang berakal tidak seyogianya…kecuali dalam tiga hal: memperbaiki kehidupan, melangkah untuk (bersiap) menuju hari kiamat, atau menikmati sesuatu yang tidak diharamkan.
يا عَليُّ! إيّاكَ وَالكِذبَ ؛ فَإنَّ الكِذبَ يُسَوِّدُ الوَجهَ
10- Wahai Ali, hati-hati jangan sampai engkau berbohong karena berbohong itu menghitamkan wajah.
يا عَليُّ! لاتَحلِف بِاللَّهِ كاذِباً ولا صادِقاً مِن غَيرِ ضَرورَةٍ ولا تَجعَل اللَّهَ عُرضَةًلِيَمينِكَ فإنَّ اللَّهَ لايَرحَمُ ولا يَرعى مَن حَلَفَ بِاسمِهِ كاذِباً؛
11- Wahai Ali, janganlah engkau bersumpah dusta kepada Allah, atau bersumpah secara benar namun dalam keadaan tidak perlu (tidak mendesak), dan janganlah Allah engkau jadikan sebagai modal sumpahmu karena Allah tidak akan merahmati dan melindungi orang yang bersumpah dusta atas nama-Nya.
يا عَليُّ! إيّاكَ واللَّجاجَةَ ؛ فَإنَّ أَوَّلَها جَهلٌ وآخِرَها نَدامَةٌ؛
12- Wahai Ali, janganlah engkau bersikap keras kepala karena sikap itu diawali dengan kebodohan dan diakhiri dengan penyesalan.
وَأمّا عَلامَةُ النّاصِحِ فَأربَعَةٌ : يَقضي بِالحَقِّ ويُعطي الحَقَّ مِن نَفسِهِ ويَرضى لِلنّاسَ ما يَرضاهُ لِنَفسِهِ ولايَعتَدي عَلى أحَدٍ؛
13-Tanda orang yang memberikan nasihat ada empat: mengadili dengan kebenaran, menerapkan kebenaran meskipun pada dirinya, memperlakukan masyarakat sebagaimana ia memperlakukan dirinya sendiri dan ia tidak berbuat aniaya pada seseorangpun.
طُوبى لِمَن أنفَقَ الفَضلَ مِن مالِهِ وأمسَكَ الفَضلَ مِن قَولِهِ؛
14-Beruntunglah seseorang yang mendermakan kelebihan hartanya dan mencegah kelebihan lidahnya.
طُوبى لِمَن حَسَّنَ مَعَ النّاسِ خُلقَهُ وبَذَلَ لَهُم مَعونَتَهُ وعَدلَ عَنهُم شَرَّهُ؛
15- Beruntunglah seseorang yang bersikap baik pada masyarakat dan membantu mereka serta menjauhkan keburukannya dari mereka.
مَلعونٌ مَن ألقى كَلَّهُ عَلَى النّاسِ؛
16-Terlaknatlah seseorang yang mengandalkan (kebutuhannya) atas orang lain.
اَلعِبادَةُ سَبعَةُ أجزاءٍ أفضَلُها طَلَبُ الحَلالِ؛
17-Ibadah itu mempunyai tujuh bagian dimana yang paling utama darinya adalah mencari (rezeki) yang halal.
أفضَلُ جِهادِ اُمَّتي انتِظارُ الفَرَجِ؛
18-Sebaik-baik jihad umatku adalah menunggu masa kelapangan.
سائِلوا العُلَماءَ وخاطِبُوا الحُكَماءَ وجالِسُوا الفُقَراءَ؛
19-Bertanyalah kepada para ulama, berdialoglah dengan orang-orang yang bijak dan bergaullah dengan kaum yang fakir.
فَضلُ العِلمِ أحَبُّ إلَىَّ مِن فَضلِ العِبادَةِ ، وأفضَلُ دينِكُم الوَرَعُ
20-Keutamaan ilmu lebih aku sukai daripada keutamaan ibadah, dan sebaik-baik agama kalian adalah wara`.
مَن تَفاقَرَ افتَقَرَ؛
21-Barangsiapa yang berpura-pura bersikap miskin maka ia menjadi miskin.
مُداراةُ النّاسِ نِصفُ الإيمانِ والرِّفقُ بِهِم نِصفُ العَيشِ؛
22-Berbuat baik terhadap masyarakat adalah separo keimanan dan bersikap lemah lembut terhadap mereka adalah separo kehidupan.
لَيسَ مِنّا مَن غَشَّ مُسلِماً أو ضَرَّهُ أو ماكَرَهُ؛
23-Bukan termasuk golongan kami orang yang menipu seorang Muslim, atau membahayakannya atau memperdayanya.
رَحِمَ اللَّهُ عَبداً قالَ خَيراً فَغَنِمَ أو سَكَتَ عَن سُوءٍ فَسَلِمَ؛
24-Semoga Allah merahmati seorang hamba yang mengatakan kebaikan lalu ia mendapatkan manfaat karenanya atau diam dari keburukan lalu ia selamat.
خِيارُكُم أحسَنُكُم أخلاقاً الَّذينَ يألِفونَ ويُؤلَفونَ؛
25-Yang terpilih dari kalian adalah orang yang terbaik akhlaknya, yaitu mereka oranng-orang yang mencari keharmonisan (persatuan) dan menerimanya.
مَن ألقى جِلبابَ الحَياءِ لاغِيبَةَ لَهُ؛
26-Barangsiapa telah menanggalkan pakaian rasa malunya maka mencelanya tidak dapat dianggap sebagai ghibah.
مَن كانَ يُؤمِنُ بِاللَّهِ وَاليَومِ الآخِرِ فَليَفِ إذا وَعَدَ؛
27- Barangsiapa berimana kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memenuhi janjinya bila berjanji.
اَلأمانَةُ تَجلِبُ الرِّزقَ والخيانَةُ تَجلِبُ الفَقرَ؛
28-Amanat itu mendatangkan rezeki, sedangkan khianat itu menyebabkan kefakiran.
نَظَرُ الوَلَدِ إلى والِدَيهِ حُبَّاً لَهُما عِبادَةٌ؛
29-Pandangan seorang anak terhadap kedua orang tuanya yang berlandaskan cinta pada keduanya dianggap sebagai suatu ibadah.
مَنِ اقتَصَدَ في مَعيشَتِهِ رَزَقَهُ اللَّهُ ومَن بَذَّرَ حَرَمَهُ اللَّهُ؛
30-Barangsiapa yang bersikap hemat dalam hidupnya maka Allah akan memberi-Nya rezeki dan barangsiapa yang menyia-nyiakan (hal itu) niscaya Allah akan mencegah kita untuk mendapatkan bagian kita.
أقرَبُكُم مِنّي غَداً فِي المَوقِفِ أصدَقُكُم لِلحَديثِ وآداكُم لِلأَمانَةِ وأوفاكُمبِالعَهدِ وأحسَنُكُم خُلقاً وأقربُكُم مِنَ النّاسِ؛
31-Orang yang paling dekat denganku esok di hari kiamat adalah orang yang benar ucapannya dan orang yang paling tepat untuk mencegah amanat adalah orang yang paling mampu menepati janji serta orang yang paling baik akhlaknya dan paling dekatnya orang dari kalian.
مَن عَمِلَ عَلى غَيرِ عِلمٍ كانَ ما يُفسِدُ أكثَرَ مِمّا يُصلِحُ؛
32-Barangsiapa yang bekerja tanpa dilandasi dengan ilmu maka pekerjaannya lebih banyak gagalnya daripada pertumbuhannya.
مَن أذاعَ فاحِشَةً كانَ كَمُبدِيها ومَن عَيَّرَ مُؤمِناً بِشَىءٍ لَم يَمُت حَتّى يَرتَكِبَهُ؛
33- Barangsiapa yang menyebarkan hal yang keji maka ia seperti pemulanya. Dan barangsiapa yang mencela secara keji, seorang mukmin tidak meninggal dunia kecuali ia sendiri merasakan kesalahan yang sama
أربَعٌ مِن عَلاماتِ الشَّقاءِ : جُمُودُ العَينِ وقَسوَةُ القَلبِ وشِدَّةُ الحِرصِ فيطَلَبِ الدُّنيا والإصرارُ عَلَى الذَّنبِ
34-Ada empat hal yang menjadi tanda kesembuhan: Bekunya mata, kerasnya hati, sangat rakus dalam mencari dunia dan tetap menjalankan dosa.
اِستَعينُوا عَلى اُمورِكُم بِالكِتمانِ ؛ فَإنَّ كُلَّ ذِي نِعمَةٍ مَحسودٌ؛
35-Berusahalah untuk menyembunyikan pelbagai urusanmu karena setiap orang yang mendapatkan kenikmatan maka yang lain akan menampakan sikap hasud.
نِعمَ العَونُ عَلى تَقوَى اللَّهِ الغِنى؛
36-Sebaik-baik penolong untuk menggapai ketakwaan kepada Allah adalah kekayaan.
طُوبى لِمَن تَرَكَ شَهوَةً حاضِرَةً لِمَوعودٍ لَم يَرَهُ؛
37-Beruntunglah seseorang yang meninggalkan syahwat yang berkobar karena janji yang tidak pernah dilihatnya.
أقَلُّ ما يَكونُ في آخِرِ الزَّمانِ أخٌ يُوثَقُ بِهِ أو دِرهَمٌ حَلالٌ؛
38-Sesuatu yang akan menjadi langkah pada akhir zaman adalah saudara yang dapat dipercaya atau Dirham uang halal.
إنَّ اللَّهَ يُحِبُّ إذا أنعَمَ عَلى عَبدٍ أن يَرى أثَرَ نِعمَتِهِ عَلَيهِ؛
39-Sesungguhnya ketika Allah memberi nikmat atas seorang hamba maka Dia senang melihat pengaruh nikmat-Nya atas hamba tersebut.
إيّاكُم وتَخَشُّعَ النِّفاقِ وهُوَ أن يُرى الجَسَدُ خاشِعاً والقَلبُ لَيسَ بِخاشِعٍ؛
40-Hati-hatilah jangan sampai kalian menunjukkan kemunafikan dalam kekhusyukan, yaitu bila jasad tampak khusuk namun hati tidak khusuk.