Nasional
Kominfo: Literasi Digital Penting Bagi Anak dan Orang Tua
Kominfo: Literasi Digital Penting Bagi Anak dan Orang Tua
Koordinator Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Rizki Ameliah mengatakan semakin pentingnya literasi digital bagi anak maupun orang tua di tengah meningkatnya penggunaan internet, termasuk semakin banyaknya anak-anak yang terpapar teknologi digital sejak dini (digital native).
“Kita tidak memungkiri bahwa internet telah menghadirkan peluang dan solusi terutama di tengah pembatasan edukasi dan pembelajaran karenapandemi,” kata Rizki, pada seminar web, Minggu (20/2), seperti dilansir Antara.
“Internet memungkinkan informasi yang luas dan gratis, namun juga seperti pisau bermata dua, ruang digital juga ada dampak negatif seperti cyberbullying, cybercrime, hingga eksploitasi seksual online. Sehingga, proporsi internet yang meningkat ini juga perlu diimbangi dengan literasi dan talenta digital,” imbuhnya.
Rizki mengatakan Siberkreasi Kemenkominfo memberikan pelatihan digital untuk masyarakat melalui Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi Kementerian Kominfo (GNLD Siberkreasi), yang menjangkau setidaknya 12,5 juta peserta kecakapan digital tingkat dasar.
Baca juga : Hari ini, 7 Ribu Jamaah Haji Indonesia Terbang ke Mekkah
Ada empat pilar literasi menurut Rizki yang penting untuk diketahui dan diberikan pemahaman mengenai perangkat teknologi informasi dan komunikasi, yaitu kecakapan digital (digital skill), budaya digital (digital culture), etika digital (digital ethics), dan keamanan digital (digital safety).
Digital skill sendiri berkaitan dengan kemampuan individu untuk mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras, perangkat lunakserta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya digital culture merupakan bentuk aktivitas masyarakat di ruang digital dengan tetap melandasinya dengan wawasan kebangsaan, nilai-nilai Pancasila, dan kebhinekaan.
Sementara itu, digital ethics adalah kemampuan menyadari, mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga : Wapres Harap Nilai-nilai Agama Mampu Ciptakan Perdamaian
Terakhir, digital safety adalah kemampuan masyarakat untuk mengenali, menerapkan, meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan digital.
Pada 2024, GNLD Siberkreasi diharapkan mencapai 50 juta peserta, 700 ribu peserta untuk DTS, dan 1.200 peserta untuk DLA. Program tersebut hadir sebagai program stimulus yang sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo terkait penyiapan kebutuhan 9 juta SDM bidang digital selama 15 tahun ke depan untuk mendukung transformasi digital di Indonesia.
“Ini adalah bekal kita untuk mempersiapkan diri dan mengoptimalkan potensi di era transformasi digital. Program ini terus dijalankan untuk menjangkau masyarakat Indonesia hingga pelosok negeri,” ujar Rizki.
Baca juga : Menyambut Era AI, Pakar: Buat Transformasi Pendidikan Menarik