Ikuti Kami Di Medsos

Dunia Islam

Pesan Imam Ali Kepada Malik Al-Asytar An-Nakha’iy (Bagian Sebelas)

Jangan Menutup Diri terhadap Rakyat-Banyak

Jangan berlama-lama menutup diri dari rakyatmu. Sikap seperti itu akan menyebabkan rasa kesal di hatimu dan menghilangkan kesempatan untuk memahami persoalan-persoalan yang kauhadapi. Demikian pula rakyat tidak akan memahami secara benar apa yang tartutup bagi mereka; lalu yang besar dianggap kecil sementara yang kecil menjadi besar. Yang baik pun dianggap buruk sementara yang buruk menjadi baik dalam pandangan mereka. Maka bercampur aduklah yang haqq dan yang bathil karenanya.

Dan sesungguhnya seorang pemimpin adalah manusia biasa yang tidak dapat mengetahuia apa yang dilakukan orang di belakangnya. Sedangkan kebenaran tidak memiliki tanda-tanda yang dapat membedakan dengan jelas antara berbagai macam ketulusan dan kepalsuan. Sedangkan engkau adalah satu di antara dua: seorang dermawan yang selalu bermurah hati dalam kebenaran, maka tidak ada alasan bagimu untuk menutup diri dari suatu kewajiban yang ingin kaulaksanakan atau meminta sesuatu darimu karena keputusasaan mereka untuk mendapatkannya. Meskipun –pada kenyataannya –kebanyakan keperluan manusia terhadapmu tidak akan terlalu memberatimu, baik yang berupa pengaduan tentang ketidakadilan atau permintaan perlakuan dengan kewajaran.

Perlakuan terhadap Staf Pribadi dan Orang-orang Terdekat

Kemudian, seorang wali negeri biasanya dikelilingi oleh staf pribadi dan orang-orang terdekat yang di antara mereka terdapat sifat-sifat egoisme, keangkuhan dan ketidak-adilan dalam perlakuan terhadap rakyat. Cegahlah itu semua dengan “memotong”kekuasaan orang-orang itu demi mencegah timbulnya perlakuan seperti itu dari mereka. Jangan menguasakan sepotong tanah pun kepada mereka atau kepada kerabat-kerabatmu. Jangan memberi mereka kesempatan memiliki tanah yang akan menyebabkan timbulnya kesulitan bagi para pemulik tanah yang di sebelahnya, baik dalam hal pengairan atau fasilitas lainnya, yang mereka lakukan secara bersama dengan orang-orang lain. Hal seperti itu, hasil kenikmatannya akan dirasakan oleh orang-orangmu, sedangkan aibnya akan kautanggung sendiri di dunia dan di akhirat.

Jatuhkanlah putusanmu yang benar atas siapa saja yang memang patut menerimanya, baik ia seorang yang dekat denganmu atau yang jauh. Bersabarlah dan ikhlaskanlah yang demikian itu, apa pun reaksi “orang-orang dekat”dan para kerabatmu. Utamakanlah akibat baik yang akan kauperoleh di masa mendatang, sebab hal itu pasti mengahasilkan kebaikan berlimpah untukmu.

Dan bila sekali waktu rakyat mengira engkau telah berbuat suatu kezaliman, tampillah di hadapan mereka untuk mengemukakan alasanmu. Hilangkanlah segala purbasangka mereka terhadap dirimu dengan penjelasan itu. Tindakan seperti itu akan membiasakan dirimu berpegang pada keadilan dan menunjukkan kasih sayangmu kepada rakyatmu serta kesungguhan hatimu dalam meluruskan mereka di atas jalan kebenaran.(MK)

*BERSAMBUNG.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *