Nasional
Pakar Komunikasi: Media Perlu Semangat Kolektif Lawan Rezim Algoritma Medsos
Pakar Komunikasi: Media Perlu Semangat Kolektif Lawan Rezim Algoritma Medsos
Pengajar Ilmu Komunikasi UGM, Nyarwi Ahmad, Ph.D., mengatakan, tantangan perusahaan media massa atau pers di Indonesia saat ini semakin berat. Karena itu mereka harus mampu terus beradaptasi, kreatif, dan inovatif untuk memperkuat dirinya agar mampu bertahan sebagai media arus utama di tanah air.
Paling tidak, ada dua inovasi yang menurutnya harus dilakukan perusahaan media. Pertama, inovasi dalam memformulasi dan memproduksi konten-konten yang penting bagi publik, tidak hanya menarik, namun juga berkualitas. Kedua, inovasi dalam publikasi atau penyebaran konten melalui beragam jenis platform komunikasi baru yang digunakan dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat.
“Jika berhasil, posisi dan peran media sebagai pilar keempat demokrasi masih bisa kita andalkan. Sebaliknya, jika gagal, posisi dan peran media sebagai pilar keempat demokrasi makin terancam dan bisa tenggelam,” kata Nyarwi, Kamis (10/2), seperti dilansir laman UGM.
Baca juga : PBB Tetapkan Pidato Bung Karno Sebagai Memori Kolektif Dunia
Tak hanya itu, ia juga mengingatkan pemimpin organisasi dan jurnalis media massa perlu memiliki dan mengembangkan semangat kolektif. Sehingga dapat terus mengawal posisi dan peran media massa sebagai pilar keempat demokrasi. Terutama di tengah menguatnya beragam jenis platform komunikasi media digital saat ini.
“Semangat kolektif ini diperlukan agar masing-masing organisasi media memiliki ketangguhan dalam mengawal beragam suara, agenda dan kepentingan publik secara lebih maksimal. Masing-masing organisasi media perlu memiliki dan mengembangkan semangat kolektif dalam merespons rezim algoritma media sosial yang saat ini makin mengkolonisasi dan menghegemoni kehidupan publik,” jelasnya.
Semangat kolektif ini baginya sangat penting agar publik tidak mudah terjebak dalam beragam jenis disinformasi dan terhindar dari wabah hoaks yang digerakkan oleh rezim algoritma media sosial tersebut.
“Dengan modal semangat kolektif semacam itu, kita masih bisa berharap organisasi-organisasi media yang ada saat ini mampu eksis sebagai pilar keempat demokrasi,” ungkapnya.
Seperti diketahui, belakangan ini tidak sedikit raksasa media di seluruh dunia tutup akibat tidak mampu bertahan di tengah perubahan arus pembaca media cetak yang beralih ke portal media online. Alhasil, hal itu juga berimbas ke perusahaan media di tanah air.
Baca juga : Densus 88 Tangkap Anggota JI dan JAD