Internasional
Pemimpin Ansarullah: Bersekutu dengan AS, Sumber Kekalahan
Pemimpin Ansarullah: Bersekutu dengan AS, Sumber Kekalahan
Pemimpin gerakan perlawanan rakyat Yaman, Houthi Ansarullah, Abdul-Malik Houthi memperingatkan agresor terhadap negaranya agar tidak bersekutu dengan rezim arogan Amerika Serikat.
“Siapa pun yang berpikir mereka akan menang dengan bersekutu dengan Amerika adalah salah besar dan nasib pasti mereka adalah kerugian [dan kekalahan],” kata Abdul-Malik Houthi pada Kamis (3/2), pada jaringan televisi Yaman, al-Masirah.
Rezim monarki Uni Emirat Arab dan Arab Saudi—sekutu terdekat AS di kawasan itu setelah rezim zionis—telah melancarkan agresi terhadap Yaman sejak Maret 2015. Invasi dan sgresi brutal tersebut berusaha mengubah struktur pemerintahan Yaman dengan pemerintahan terdahulu yang menjadi “boneka” Riyadh dan Washington, seperti dilansir PressTV.
Perang, dengan dukungan senjata, logistik, dan politik yang tak henti-hentinya dari rezim arogan Amerika Serikat, telah menewaskan puluhan ribu warga sipil Yaman dan mengubah seluruh negara menjadi tempat krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Baca juga : Sayyid Hasan Nasrallah: Perang Besar Bakal Hancurkan Rezim Zionis
Abdul Malik menyebut Uni Emirat Arab, “instrumen utama Amerika” dalam agresi brutalnya, seraya mengatakanm Abu Dhabi telah mengintensifkan agresinya terhadap Yaman atas perintah rezim arogan AS, Inggris, dan rezim ilegal zionis.
Pemimpin Ansarullah menegaskan bahwa agresor negara itu pada akhirnya akan “menderita kekalahan dan mengalami kerugian atas invasi mereka.”
“Selama rakyat kita tabah, mereka (rakyat Yaman) akan terhindar dari kekalahan dan akan menang,” katanya.
Menghadapi invasi dan agresi brutal Saudi cs, tentara Yaman dan komite populer sekutunya telah bersumpah untuk tidak meletakkan senjata sampai negara itu benar-benar terbebas dari momok invasi.
Dalam waktu satu bulan, pasukan gabungan Yaman telah melakukan beberapa serangan balasan terhadap sasaran di Dubai dan ibukota Emirat. Sana’a juga telah memperingatkan Abu Dhabi bahwa serangan balasan akan sangat “menyakitkan” jika yang terakhir gagal menghentikan keterlibatannya dalam agresi yang dipimpin rezim Saudi dan didukung AS.
Baca juga : Jihad Islam: Pada Perang Berikutnya, Seluruh Faksi Perlawanan Bakal Terlibat