Internasional
Gaza Dikepung, Hamas Tak Akan Tinggal Diam!
Gaza Dikepung, Hamas Tak Akan Tinggal Diam!
Seorang anggota biro politik gerakan perlawanan Palestina Hamas telah memperingatkan bahwa gerakan perlawanan tidak akan tinggal diam atas pengepungan yang dilakukan rezim zionis di Jalur Gaza.
“Kami tidak akan menerima kelanjutan dari pengepungan di Gaza,” kata Husam Badran kepada kantor berita Anadolu pada Rabu (5/1).
Ia menekankan bahwa hari-hari mendatang akan membuktikan bahwa kelompok-kelompok perlawanan “tidak akan berdiam diri selamanya” pada situasi saat ini.
Badran juga mencatat bahwa “pemimpin perlawanan mengirim pesan yang jelas bahwa ‘Pedang al-Quds’ masih dilegitimasi,” mengacu pada operasi yang diluncurkan oleh gerakan perlawanan Palestina terhadap perang terbaru rezim zionis di wilayah pesisir pada Mei tahun lalu, seperti dilansir Press Tv.
Baca juga : Jihad Islam: Kami Terus Melawan Hingga Palestina Merdeka
Ketika itu militer zionis meluncurkan kampanye pengeboman brutal terhadap Gaza, menyusul pembalasan Palestina atas serangan kekerasan zionis terhadap jamaah di Masjid al-Aqsa dan rencana rezim untuk memaksa sejumlah keluarga Palestina keluar dari rumah mereka di lingkungan Sheikh Jarrah, al-Quds Timur.
Sekitar 260 warga Palestina meninggal akibat pengeboman rezim zionis, termasuk di antaranya puluhan wanita dan anak-anak.
Sebagai tanggapan, gerakan perlawanan Palestina, di antaranya Hamas, meluncurkan Operasi Pedang al-Quds dan menembakkan lebih dari 4.000 roket dan rudal ke wilayah pendudukan yang menewaskan 12 penduduk zionis.
Tampaknya lengah oleh rentetan roket yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Gaza, rezim ilegal zionis mengumumkan gencatan senjata sepihak pada 21 Mei, yang diterima oleh gerakan perlawanan Palestina dengan mediasi Mesir.
Badran juga mencatat bahwa Hamas terlibat dalam kontak dengan Mesir dan sejumlah mediator untuk meredakan pengepungan di Jalur Gaza.
Ia juga menyatakan bahwa Hamas menolak persyaratan apa pun yang ditetapkan oleh rezim Tel Aviv untuk menyelesaikan krisis kemanusiaan di Gaza atau mencapai kesepakatan pertukaran tahanan, yang menunjukkan bahwa kondisi ini bertujuan untuk merombak strategi.
Baca juga : Di Nablus, Perlawanan Palestina Terus Berlanjut