Al-Quran dan Hadis
Kedudukan Hati Sangat Khusus dalam al-Quran
Kedudukan Hati Sangat Khusus dalam al-Quran
Hati mempunyai kedudukan yang sangat khusus dalam al-Quran, dan kebanyakan perbuatan ruhani dinisbatkan kepadanya.
Sebagai contoh, iman, kekufuran, kemunafikan, pemahaman, menerima kebenaran, ketakwaan, mendapatkan petunjuk, kesucian, kelembutan hati, kasih sayang, kesenangan, kemaksiatan, dan hal-hal lain. Semua itu termasuk dalam kategori ini. Semuanya dinisbatkan pada hati.
Sementara organ tubuh yang dinamakan “hati” tidak dapat menjadi sumber dari sifat-sifat ini. Bahkan, sifat-sifat ini merupakan sifat jiwa manusia. Kedudukan hati dalam al-Quran sedemikian tingginya sehingga di mana ada pembicaraan tentang wahyu, yaitu tentang hubungan manusia dengan Allah Swt, kata hati selalu disebut.
Allah Swt berfirman: Ke dalam hatimu (Muhammad) agar engkau termasuk orang yang memberi peringatan. (QS. asy-Syura: 194)
Baca juga : Khutbah Jumat Perdana Rasulullah di Madinah
Katakanlah (Muhammad), “Barangsiapa menjadi musuh Jibril, maka (ketahuilah) bahwa dialah yang telah menurunkan (al-Quran) ke dalam hatimu dengan izin Allah, membenarkan apa (kitab-kitab) yang terdahulu, dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang beriman.” (QS. al-Baqarah: 97)
Kedudukan hati sedemikian tingginya sehingga beliau dapat melihat malaikat pembawa wahyu dan mendengar suaranya.
Allah Swt berfirman: Lalu disampaikannya wahyu kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah diwahyukan Allah. Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. (QS. an-Najm: 10-11)
Ibrahim Amini, Risalah Tasawuf: “Kitab Suci” Para Pesuluk
Baca juga : Pemuda Tobat, Manusia Paling Dicinta Allah