Nasional
Pesan Muhammadiyah dan NU : Tetaplah Rukun Meski Berbeda
Seperti tahun-tahun sebelumnya, perbedaan menentukan datangnya awal bulan Ramadhan masih terjadi. Muhammadiyah menetapkan tanggal 1 Ramadhan dimulai pada hari Sabtu, 28 Juni 2014, sedangkan NU menetapkan hari Minggu tanggal 29 Juni 2014 sebagai hari pertama bulan Ramadhan.
Meskipun ada perbedaan penetapan awal bulan Ramadhan, Sekjen PP Muhammadiyah, Dr. Abdul Mu’thi memberi pesan kepada warga Muhammadiyah dan seluruh umat Islam lainnya agar tetap menghargai perbedaan pendapat dan tetap menjaga kerukunan.
Saat kami hubungi, Dr. Abdul Mu’thi memberikan empat pesan kepada masyarakat:
1. Agar pemerintah dan masyarakat menghargai perbedaan pendapat dan keyakinan, termasuk soal penentuan awal Ramadhan.
2. Agar Pemerintah, Pemerintah Daerah, aparatur keamanan menjamin keamanan dan ketenangan masyarakat dalam menjalankan ibadah.
3. Agar masyarakat menghormati dan menjaga kesucian Ramadhan dengan memperbanyak ibadah dan menghindari maksiat.
4. Agar para muballigh menganjurkan ketenangan dan saling menghormati serta tidak menjadikan masjid atau forum agama untuk propaganda politik.
Sementara itu, perwakilan NU, H. Nahari Muslih, SH. Sekretaris Lembaga Falakiyah PBNU menyampaikan kepada ABI Press, agar seluruh umat Islam di Indonesia hendaknya bisa menyikapi perbedaan ini dengan arif dan bijaksana. “Sambil menunggu para tokoh pemimpin kita mencari titik temu pemahaman mengenai hal itu, (rukyat, hilal dan penafsiran dari dalil-dalil yang ada) kita berdoa agar mereka diberikan hati yang jernih,” harapnya.
Selain itu Nahari juga mengajak umat Islam Indonesia untuk memperbanyak amal ibadah dan meninggalkan segala hal yang munkar serta merugikan, dan lebih mendalami lagi isi kandungan Al-Quran untuk kemudian dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Stop mau menang sendiri, stop saling membenci dan menghujat, junjung ukhuwwah wathaniyah, basyariyah dan Islamiyah” ujarnya ditutup himbauan “Mari wujudkan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin.”(Muhammad/Yudhi)