Kalam Islam
Pengetahuan dan Keinginan Manusia
Pengetahuan dan Keinginan Manusia
Wewenang manusia di bidang pengetahuannya, informasi dan pandangannya, serta di bidang keinginan dan kecenderungannya, sangat luas dan tinggi. Pengetahuannya berangkat dari sisi eksternal sesuatu menuju sisi realitas internal sesuatu itu, saling berhubungan dengan yang terjadi di dalam sesuatu itu, dan menuju hukum yang mengatur sesuatu itu. Pengetahuan manusia tidak terbatas pada ruang atau waktu tertentu. Pengetahuan manusia mengatasi batas-batas seperti itu.
Manusia mengetahui masa lalu maupun masa depannya. Ia mengetahui sejarahnya sendiri dan sejarah dunia, yaitu sejarah bumi, langit, gunung, sungai, tumbuhan, dan organisma hidup. Yang menjadi pemikiran manusia bukan saja masa depan yang jauh, namun juga hal-hal yang tak terhingga dan abadi. Sebagian hal ini diketahui manusia.
Manusia bukan sekadar mengetahui keanekaragaman dan sesuatu yang khas. Dengan maksud menguasai alam, manusia mencari tahu tentang hukum alam semesta dan kebenaran umum yang berlaku di dunia.
Baca juga : Jangan Ingkari Keadilan Tuhan
Dari sudut pandang ambisi dan aspirasinya, kedudukan manusia luar biasa, karena ia adalah makhluk yang idealistis, tinggi cita-cita dan pemikirannya. Sasaran yang juga ingin dicapainya adalah sasaran yang sifatnya nonmaterial dan tidak mendatangkan keuntungan material. Sasaran seperti ini adalah sasaran yang menjadi kepentingan ras manusia seluruhnya, dan tidak terbatas pada diri dan keluarganya saja, atau tidak terbatas pada wilayah atau waktu tertentu saja.
Manusia begitu idealistis, sampai-sampai ia sering lebih menomorsatukan akidah dan ideologinya seraya menomorduakan nilai lain. Ia bahkan menganggap melayani orang lain lebih penting daripada mewujudkan kesejahteraannya sendiri. Dan manusia memandang duri yang menusuk kaki orang lain seakan-akan menusuk kakinya sendiri atau bahkan matanya sendiri. Ia merasa bersimpati kepada orang lain dan mau berbagi suka dan duka. Manusia begitu penuh dedikasi pada akidah dan ideologi sucinya, sampai-sampai mudah mengorbankan hidupnya demi akidah dan ideologi sucinya itu
Murtadha Muthahhari, Tafsir Holistik: Kajian Seputar Relasi Tuhan, Manusia, dan Alam
Baca juga : Rahbar: Inilah Lima Prinsip Fenomenal Imam Khomeini