Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Penalti

Lapar tapi sehat
dahaga tapi kuat
tunduk tapi bersemangat
bungkam tapi semerbak
diam tapi bergelora

Hari-hari ini kemacetan di sekitar jalan Kalibata makin tak terkendali. Biasanya kemacetan terjadi bila ada pejabat tinggi yang wafat dan dimakamkan disana. Tapi kali ini penyebab kemacetan adalah ‘pasar kaget’ yang diramaikan oleh para penjual bunga dan mobil-mobil berjajar yang menghalangi kelincahan sepeda motor yang menyemut. Banyak orang yang berpakaian hitam, dan sebagian tidak berkerudung bahkan tetap mengenakan pakaian modern. Ada yang sibuk membersihkan makam orangtua dan kakeknya. Ada yang cuma duduk seraya memegangi batu nisan dengan ekspresi kesedihan seraya pamit berpuasa. Ada yang membaca al-Quran dan bertahlil. Itulah tradisi ziarah kubur menjelang Ramadhan yang dikenal dalam bahasa Jawa dengan nyekar.

Tentu, ini adalah berkah tersendiri bagi para pedagang bunga, pedagang kaki lima dan tukang gali, pembersih kuburan dan juru parkir alias pak ogah. Para pengemis pun senyum-senyum karena hampir semua penziarah terlihat lebih dermawan dari biasanya.

Kini ada tradisi modern yang cukup postif, yaitu saling mengirimkan sms permohonan maaf dan ucapan selamat memasuki bulan Ramadhan. Tentu, ini juga berkah tersendiri bagi sentra industri penyedia dan operator seluler.

Alhasil itu semua menggambarkan betapa mulia bulan Ramadhan dan kudus ibadah puasa. Puasa adalah sebuah seremoni lintas`agama. Semua agama, baik ibrahmik maupun lainnya, meyakininya sebagai salah satu ritus mulia.

Puasa adalah salah satu cara terbaik mensucikan jiwa dan sair suluk menuju Allah. Bila puasa dilakukan sesuai ketentuan Allah, ia dapat menghilangkan karat dosa dari hati dan menyinarinya, mengusir setan dari hati dan mempersiapkannya untuk kedatangan malaikat dan cahaya hikmah. Itulah kelahiran kedua dalam hidup kita. “Sesiapa berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan keyakinan untuk mendapatkan rahmat, maka semua dosanya diampuni.”

Puasa dapat pula dianggap sebagai salah satu bagian dari sistem penataan sosial. Puasa memberikan makna penghancuran kelas ekonomi. Dengan puasa, orang-orang kaya yang berpuasa dapat merasakan lapar dan memasuki atmosfir indahnya lapar dan harumnya keringat.

Saat ditanya oleh Hisyam bin Hakam tentang hikmah puasa, Ja`far Shadiq menjawab, ”Allah mewajibkan puasa supaya orang-orang kaya setara dengan orang-orang miskin” (al-Wafi 11/33.).

Puasa juga dapat menjadi sebuah akademi yang mendidik karekater dan membangun kepribadian insan. Seorang yang benar-benar berpuasa di bulan Ramadhan menjauh dari perbuatan dosa, bahkan ia pun menahan diri dari kenikmatan yang dihalalkan seperti makan, minum dan selainnya. Lapar kadang harus dicari demi memberikan makna akan lezatnya makanan. Dahaga kadang harus dialami demi menyadarkan kita betapa karunia air amatlah penting. Tanpa rasa lapar dan dahaga, manusia hanyalah robot dan benda mekanik yang mati rasa, mati hati dan mati nalar.

Puasa bukan khusus buat mereka yang merasa telah bertakwa, namun lebih diperlukan oleh orang-orang seperti kita, yang ingin mendapatkan ketakwaan. Dengan kata lain, takwa bukan syarat puasa, namun produk puasa. Allah berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman! Puasa diwajibkan atas kalian sebagaimana halnya ia diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian supaya kalian menjadi orang-orang bertakwa. (al-Baqarah 183). Karenanya, menunda puasa karena belum bertaubat bukan alasan yang logis. Ketakwaan adalah sebuah software spiritual dalam diri hamba yang mencegahnya untuk melakukan dosa. Ia akan online secara otomatis apabila kita melaksanakan perintah-perintah Tuhan secara konsisten dengan dimensi individual dan sosialnya.

Melawan hawa nafsu sama dengan melawan tim besar. Nah, pada bulan Ramadhan, kita, tim underdog diberi hadiah penalti oleh Allah agar bisa membalikkan keadaan, mengalahkan tim hawa nafsu yang berpengalaman sekaligus meraih tropi maghfirah. Ramadhan karim.(ML)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *