Internasional
Kelompok HAM Desak PBB Selidiki Kejahatan Perang di Yaman
Human Rights Watch (HRW) meminta PBB membentuk mekanisme baru untuk menyelidiki kejahatan perang di Yaman. Tercatat bahwa Arab Saudi dan UEA berusaha keras mendapatkan impunitas atas kejahatannya di negara itu.
Menurut HRW, bulan lalu, duta besar Belanda untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa mengatakan Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHRC) telah “gagal membela rakyat Yaman” dengan menolak pembaruan penyelidikan atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan perang di sana, seperti dilansir ABNA24, Sabtu (6/11).
Negara-negara anggota PBB memiliki kesempatan untuk membalikkan kegagalan itu dan menciptakan sesuatu yang lebih baik karena konflik di Yaman terus berkecamuk, tambahnya.
Pekan lalu, Belanda menyampaikan pernyataan bersama atas nama 37 negara kepada Majelis Umum PBB yang menyuarakan penyesalan mendalam atas kegagalan UNHRC memperbarui mandat Group of Eminent Experts (GoEE), yang sejak 2017 telah menyelidiki dugaan pelanggaran hukum internasional, hukum kemanusiaan, dan hak asasi manusia di Yaman.
Pernyataan itu mendesak negara-negara anggota PBB untuk “menggunakan semua peluang dalam sistem PBB guna menilai fakta di lapangan dengan cara yang tidak memihak, dan bekerja dengan akuntabilitas.”
Sebagai tanggapan, sekitar dua lusin pemerintah yang sebagian besar negara Arab malah mendukung pernyataan yang dirancang Saudi untuk menyambut kematian GoEE.
UNHRC dapat berusaha menciptakan mekanisme akuntabilitas Yaman yang baru pada sesi berikutnya di bulan Maret. Tapi kenapa menunggu? Majelis Umum dapat membentuk badan investigasi independen dan tidak memihak yang tak hanya akan melaporkan dugaan pelanggaran kepada negara-negara anggota PBB namun juga mengumpulkan dan menyimpan bukti serta menyiapkan kasus untuk kemungkinan penuntutan di masa depan.
Organisasi menyimpulkan dengan mengatakan, “Kami berutang kepada warga Yaman untuk terus mencoba.”