Internasional
Catatan Pertemuan HPI Iran
Pada suatu siang di hari Kamis 19 Juni 2014, Ormas Ahlulbait Indonesia (ABI) diwakili Ketua Umum (Ketum), Sekretaris Jenderal (Sekjen) dan Ketua Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Media berkunjung ke sekretariat Himpunan Pelajar Indonesia (HPI) di Iran tepatnya di Kota Qom, Iran.
Kantor HPI Iran berlantai tiga berisi perpustakaan, ruang pertemuan bergaya lesehan dan kamar-kamar tampak cukup bagus dan memadai sebagai sekretariat organisasi. Terutama yang lebih penting bertemu wajah-wajah para pelajar sebagai pengurus organisasinya yang bersemangat dan rata-rata pelajar agama strata satu dan starata dua di lingkungan Hauzah Ilmiyah Qom, Iran yang memang terkenal sebagai pusat intelektual dan spiritual Islam.
Ali Shahab sebagai Ketua HPI dan Suding sebagai Sekum memulai menjelaskan HPI Iran dan kegiatannya. Organisasi yang didirikan tahun 2000 ini menurut keduanya sedang mengembangkan diri pada soal pengetahuan kebangsaan dan keterampilan praktis selain tentu saja menjadi calon ahli bidang agama dan ulama.
Pelajar di HPI Iran cukup beragam. Ada yang mengambil studi Kalam, Filsafat, Irfan, Alquran dan Hadis serta Fikih. Saat pertemuan, pengurus HPI menekankan pentingnya aktivisme intelektual bersisian dengan kecakapan praktis seperti menulis, berorganisasi dan manajemen.
Ketum ABI KH. Hasan Daliel Alaydrus menekan kepada pelajar di HPI Iran amanah besar sebagai pelajar agama dan penerus keulamaan untuk selalu dijaga dengan belajar dan integritas.
Ustad Hasan mengatakan HPI Iran memiliki tanggung jawab besar keulamaan untuk memberikan pencerahan dan tuntunan kepada umat di Indonesia kelak agar agama selalu relevan dan menjadi inspirasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang bermartabat dan berdaulat.
Ketum ABI ini mengatakan agama semakin kehilangan relevansinya dalam moralitas publik di Indonesia karena merosotnya peran keulamaan dan menonjolnya politisasi agama untuk tujuan-tujuan politik kekuasaan sesaat yang membuat agama dipandang sinis dan dianggap hanya bentuk lain dari pasar kekuasaan.
Ust Hasan menghimbau agar pelajar HPI dapat segera kembali ke tanah air dan memberikan sumbangan besar kepada problem bangsa dan umat terutama mencerahkan umat untuk bersatu, bersaudara dan pada gilirannya dapat turut serta membangun negara dengan spritualitas, akhlak luhur dan membangun martabat sebagai negara Indonesia yang besar dan berdaulat.
Pelajar HPI dan ABI sepakat untuk bekerjasama membangun program media website khasanah intelektual pelajar HPI. Portal ini bertujuan agar pemikiran intelektual para pelajar HPI di Iran dapat teraktualisasi dalam tulisan yang terkanal di media online. Program lain ABI bersedia memberikan kursus singkat isu-isu kebangsaan dan kewargaan kepada pelajar HPI saat mereka berkunjung untuk tabligh dan liburan di Indonesia. HPI dan ABI memiliki pemahaman yang sama bahwa keagamaan dan spritualitas harus berbanding lurus dengan kecintaan terhadap bangsa dan pengabdian terhadap masalah-masalah keumatan. (Tasning)