Al-Quran dan Hadis
Kepada Siapa Kita Harus Bertawakal?
Allah Swt berfirman: Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya. (QS. al-Furqan: 58)
Kata tawakkal dan turunannya disebut 70 kali dalam al-Quran. Artinya adalah penyandarkan diri kepada Allah Swt dan menggunakannya sebagai pengacara dalam semua urusan.
Pada kenyataannya, terdapat syarat-syarat utama mengenai sosok yang dapat dijadikan tumpuan sejati ketawakalan manusia:
- Pertama, harus Mahahidup. Sebab makhluk yang mati dan tak bermanfaat seperti berhala-berhala, tidaklah dapat dijadikan tumpuan ketawakalan seseorang.
- Kedua, harus Mahakekal. Agar orang-orang yang bertawakal kepada-Nya tidak merasa cemas tentang kematian-Nya.
- Ketiga, harus Mahatahu. Sosok yang dimaksud harus tahu semua kebutuhan orang yang bertawakal kepada-Nya, dan juga megetahui rencana-rencana jahat musuh-musuh mereka.
- Keempat, harus Mahakuasa. Sosok tersebut tidak boleh memiliki kelemahan dan ketidakmampuan yang melemahkan ketawakalan ini.
- Kelima, harus Maha Mengatur dan mengendalikan semua urusan. Kita tahu bahwa sifat-sifat ini hanya terdapat pada Zat Allah Swt yang Mahasuci.
A. Hasan, Al-Furqan