Berita
Sadr: Pasca 2011, Pasukan AS di Irak Harus Dihadapi dengan Militer
Ulama berpengaruh di Irak dan pejuang anti-AS, Muqtada al-Sadr mengeluarkan peringatan bahwa misi militer AS di Irak setelah 2011 akan dihadapi dengan militer pula.
“Kami akan memperlakukan siapa pun yang tetap bercokol di Irak sebagai penjajah, melalui cara-cara militer,” demikian kata Sadr dalam pesan tertulisnya yang juga dikutip Kantor Berita AFP.
Pernyataan Sadr sengaja disampaikan secara tegas dalam rangka menanggapi kecenderungan Baghdad untuk membuka pembicaraan dengan para pejabat militer AS terkait misi militer Negeri Paman Sam pasca-2011 di Irak.
Berdasarkan Perjanjian Keamanan Baghdad-Washington (SOFA), AS tidak berhak mencampuri urusan internal Irak dan tidak perbolehkan menggelar operasi militer kecuali jika Baghdad meminta. Namun nyatanya, militer AS tidak mengindahkan kesepakatan yang mereka tandatangani dan dengan dalih instabilitas keamanan, mereka terus menangkapi rakyat Irak tanpa persetujuan Baghdad. Sejak pertama kali SOFA diberlakukan pada tahun 2009, AS telah berulang kali melanggar perjanjian ini.
Berdasarkan perjanjian SOFA pula, militer AS harus meninggalkan Irak akhir 2011. Namun AS dengan dalih ketidaksiapan pasukan keamanan Irak mengontrol keamanan, tengah berusaha memperpanjang kehadiran mereka di Baghdad. (IRIB/PressTV/AR)