Internasional
Lagi, Yaman Serang Wilayah Rezim Saudi
Angkatan Bersenjata Yaman meluncurkan operasi serangan drone terbaru terhadap rezim Saudi di barat daya kerajaan sebagai tanggapan atas agresi militer Arab Saudi yang sedang berlangsung di wilayah Yaman selatan.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Kamis pagi (10/9), koalisi pimpinan monarki Saudi yang menginvasi Yaman mengklaim bahwa pertahanan udara Arab Saudi berhasil mencegat dan menghancurkan dua drone peledak yang diluncurkan oleh gerakan perlawanan Houthi Ansaullah menuju kota Khamis Mushait, seperti dilaporkan ABNA24.
Minggu lalu, Angkatan Bersenjata Yaman juga meluncurkan serangan rudal dan drone ke fasilitas minyak Aramco di kota Ras Tanura, yang terletak di Provinsi Timur Arab Saudi, dan lokasi lainnya.
Angkatan Bersenjata Yaman secara teratur menargetkan sejumlah wilayah di dalam Arab Saudi sebagai balasan atas perang berdarah, yang dikobarkan rezim Riyadh sejak Maret 2015 dengan dukungan senjata dan logistik dari AS dan beberapa negara Barat lainnya.
Tujuannya agresi rezim monarki itu adalah untuk mengembalikan kekuasaan mantan rezim boneka Riyadh dan menghancurkan gerakan Ansarullah yang telah menjalankan urusan negara setelah tak ada pemerintahan yang efektif di Yaman.
Sementara itu, perang yang dikobarkan Saudi, AS, dan negara-negara Barat tak sedikit pun mencapai tujuannya, meskipun telah menewaskan puluhan ribu warga sipil Yaman dan mengubah seluruh Yaman menjadi tanah yang dilanda krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Meski demikian, pasukan Yaman bersumpah untuk melanjutkan serangan balasan terhadap sasaran Saudi hingga perang yang berlarut-larut dan pengepungan habis-habisan yang melumpuhkan di negara miskin itu berakhir.
Rabu kemarin, koalisi pimpinan rezim Saudi menyerang distrik Tuhayat di Provinsi Hudaydah barat Yaman. Serangan itu merupakan pengkhianatan terhadap perjanjian gencatan senjata.
Beruntung, tentara Yaman dan Komite Populer sekutu berhasil menggagalkan serangan tersebut, seperti dilaporkan saluran TV al-Masirah.
Selama 24 jam terakhir, hingga Kamis kemarin, koalisi Saudi telah melakukan 232 pelanggaran terhadap gencatan senjata Hudaydah.
Selain itu, Rabu lalu, pesawat tempur rezim koalisi juga melakukan total 12 serangan udara di distrik Rahabah, Sirwah, dan Jabal Murad di Provinsi Ma’rib.
Sejak ditetapkannya gencatan senjata Hudaydah dalam kerangka Perjanjian Stockholm pada 2018, rezim monarki Arab Saudi selalu mengkhianatinya.