Ikuti Kami Di Medsos

Nasional

Gelar Diklatsar I, ABI Responsif Siap Bantu Bencana

ABI (Ahlulbait Indonesia) Responsif menggelar pelatihan SAR atau diklatsar pertama. Diklatsar itu berlangsung selama 7 hari, di Malang, Jawa Timur, sejak 27 Agustus hingga 2 September 2021. Tujuan diklatsar itu untuk mencetak kader ABI Responsif yang siap turun ke lapangan membantu korban bencana.

ABI Responsif sendiri merupakan lembaga otonom yang khusus dibentuk untuk penanganan bencana.

“Jadi, ABI Responsif ini memang baru dibentuk pada awal tahun kemarin. Selama ini hanya ada pengurus, sehingga diperlukan anggota-anggota baru yang akan bertugas untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial kebencanaan yang akan dilakukan ke depannya,” kata Ketua ABI Responsif, Husain Asyahid, Kamis (2/9).

Selama tiga hari, para peserta diklatsar, pertama-tama, mengikuti kelas materi ke-ABI-an. Materi ini dijadikan dasar bagi para peserta untuk mendapatkan rangkaian materi berikutnya. Termasuk sejumlah materi terapan yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas di lokasi bencana, seperti mountaineering, navigasi darat, komunikasi SAR, survival, dan manajemen posko bencana.

Selama tiga hari berikutnya, para peserta langsung diturunkan ke area hutan untuk mempratikkan materi yang telah diperoleh sebelumnya. Mereka juga mendapatkan pembekalan seputar teknik tangguhan, kedisiplinan, kerjasama, kekompakan tim, dan lain-lain.

Peserta diklatsar kali ini diikuti lebih dari 30 peserta yang berasal dari Jawa Timur dan Jawa bagian barat, yaitu DKI Jakarta dan Jawa Barat. “Targetnya memang akan dibentuk dua tim, yaitu tim di Jawa Timur dan tim di Jawa Bagian Barat,” tutur Husein.

Husein menambahkan bahwa usia para peserta yang diprioritaskan berkisar antara 17 hingga 25 tahun. Pada tahap seleksi, para peserta harus memenuhi nilai standar yang sudah ditetapkan, meliputi tes fisik, psikologi, tes kesehatan, dan tes wawasan keagamaan.

“Jadi, peserta harus memenuhi nilai standar dari sejumlah tes tersebut,” ujar Husein.

Husein juga menjelaskan bahwa persyaratan bagi peserta sangat penting bagi kegiatan ABI Responsif ke depannya. Sebab, anggota ABI Responsif memerlukan fisik yang prima dan tak memiliki penyakit bawaan, sehingga dapat bekerja dengan baik di lokasi bencana.

Terkait tes psikologi, Husein mengatakan bahwa itu diperlukan untuk kerja-kerja di lapangan nantinya, seperti kerjasama dan sikap tidak anti-sosial. “Hal ini penting untuk mendukung kegiatan di lapangan,” kata Husein.

Selepas mengikuti diklatsar, ujar Husein, para peserta masih memiliki kegiatan lain berupa monitoring dan evaluasi ( monev ) dengan melaksanakan sejumlah kegiatan sosial sebagai tugasnya. Tak hanya itu, para peserta juga harus rutin melakukan latihan fisik demi menjaga fisik tetap prima dan bugar.

Dengan dilaksanakannya diklatsar ini, Husein berharap para anggotanya terus melatih diri agar lebih baik secara fisik dan keterampilan. Dengan begitu, mereka akan mampu menjadi tim relawan yang profesional dalam menangani kebencanaan dan kegiatan sosial lainnya.

“Yang paling penting adalah terjaganya semangat dan motivasi anggota untuk dapat terus berbuat baik kepada sesama,” pungkas Husain.

 

 

Bravo ABI Responsif!

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *