Nasional
Lagi, Menkes Akui Pelacakan Kasus Covid-19 Masih Lemah
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan akan mengatasi kelemahan tracing atau pelacakan kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia dengan menggunakan aplikasi Peduli/lindungi.
“PeduliLindungi ini akan dipakai untuk tracing. Kalau kita menembak barcode itu sebenarnya selain untuk screening kita butuh juga untuk tracing, karena tracing kita lemah sampai sekarang,” kata Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Rabu (25/8).
Ini kedua kalinya Menteri mengakui lemahnya pelacakan di Indonesia. Sebelumnya pada bulan yang lalu di tempat yang sama Menteri Budi juga mengakui lemahnya pelacakan kasus Covid-19 di Indonesia.
Ia menekankan, peningkatan kualitas pelacakan kasus diperlukan bila Indonesia mau menerapkan pola hidup berdampingan dengan Covid-19.
Aplikasi PeduliLindungi juga akan mempermudah upaya untuk melindungi orang-orang yang pernah berinteraksi dengan pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
“Diharapkan dengan barcode ini, kalau ada yang terkena kita bisa dalam hitungan second kita bisa tahu yang bersangkutan pernah ke mana, sehingga kita bisa melindungi dengan cepat orang-orang yang terekspose dengan dia,” ucap Budi.
Pelaksanaan pelacakan kasus di Indonesia bertubi-tubi mendapatkan kritik dari sejumlah kalangan. Salah satunya datang dari Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane.
Masdalina menilai praktik tracing masih ada yang bolong, terutama terkait pengawasan. Ia menjelaskan, kegiatan tracing itu tidak terhenti pada melakukan tes kontak terkait, tetapi juga pada isolasi dan pengawasannya.