Ikuti Kami Di Medsos

Nasional

Muslimah ABI Hadiri Diskusi “Syiah di Australia dan Indonesia”

Muslimah ABI Hadiri Diskusi “Syiah di Australia dan Indonesia”

Muslimah ABI Hadiri Diskusi “Syiah di Australia dan Indonesia”

Ausindomep atau Australia – Indonesia Muslim Exchange Program (AIMEP), pada Jumat (23/7), menggelar diskusi bertema “Syiah di Australia dan Indonesia”.

Program AIMEP menaungi 29 delegasi dari kedua negara, dan merupakan perwakilan dari lembaga, organisasi kemasyarakatan, dengan beragam peran penting untuk membangun komunitas di daerahnya masing-masing.

Diskusi itu diikuti oleh 26 genarasi muda Muslim dari berbagai ormas/lembaga di Indonesia dan Australia.

Baca juga : “SYIAH” ABI

Hadir sebagai salah satu peserta yang diundang pada diskusi hari itu adalah Ketua Muslimah Ahlulbait Indonesia (ABI), Endang Sri Rahayu. Lembaga otonom dari Ormas Ahlulbait Indonesia (ABI) ini merupakan wadah organisasi kaum Muslimah dalam komunitas Ahlu Bait di Indonesia.

Endang mengatakan bahwa sesi kali ini merupakan bagian dari tema besar pembahasan mengenai keberagaman beragama. Salah satu yang menjadi sub-temanya adalah keberagaman bermadzhab dalam Islam, dengan mengenal dan mengetahui eksistensi komunitas Syiah di Australia dan Indonesia.

“Seluruh partisipan menunjukkan antusiasme yang tinggi,” katanya.

“Sesi ini juga menjadi satu langkah lebih dekat untuk membuka dialog antara Ahlulbait Indonesia dengan berbagai komunitas dan organisasi di Indonesia dan Australia,” tambahnya.

Bukti antusiasme mereka, kata Endang, para peserta mengajukan banyak pertanyaan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan komunitas Syiah, termasuk bagaimana pendidikan agama  pada anak-anak. Ini mengingat dalam kurikulum ajaran yang berlaku pada umumnya  adalah madzhab Sunni.

“Ada juga yang bertanya, mengapa masih ada orang-orang Syiah yang tidak membuka diri (menyatakan) dirinya Syiah,” tutur Endang.

Baca juga : Ali bin Abi Thalib Diagungkan Syiah, Sunni, dan Non-Muslim

Pada kesempatan itu, Endang juga menegaskan bawha Muslimah Ahlulbait Indonesia terbuka kepada siapa pun, baik lembaga maupun personal untuk melakukan kolaborasi kerjasama demi persatuan umat Islam, Sunni-Syiah.

Ketua Muslimah ABI itu  juga menjelaskan bahwa pengikut Ahlul Bait di Indonesia masih minoritas bila dibandingkan organisasi Islam lainnya. Namun, ia menegaskan bahwa komunitas Ahlul Bait telah membuat kemajuan yang signifikan dalam hal kualitas dan kuantitas.

Ia juga memaparkan sejumlah tantangan yang dihadapi komunitas Syiah di Indonesia. Di antaranya masih banyak kesalahpahaman informasi terutama terkait ajaran Syiah di masyarakat. Selain itu, komunitas Syiah juga masih mengalami diskriminasi, seperti pelarangan dan demonstrasi pada peringatan Asyura.

“Namun, meski demikian banyak tokoh islam moderat yang memiliki pengetahuan tinggi mendukung kehadiran Syiah sebagai bagian dari Islam di Indonesia,” ujar Endang.

Baca juga : Syiah Hakiki dalam Pandangan Sayyidah Fathimah

Kesimpulan pertemuan itu, imbuh Endang, para generasi muda yang menjadi peserta hari itu perlu membentuk forum-forum dialog, untuk meningkatkan kesepahaman madzhab antar komunitas dalam Islam.

Ketua Muslimah itu lalu menutup paparannya pada pertemuan tersebut dengan mengutip pernyataan Grand Syaikh al-Azhar, Mesir, Prof. Dr. Syakh Ahmad Muhammad Ahmad Thayyeb,

Tidak ada masalah prinsip yang menyebabkan Syiah keluar dari Islam; Syiah bagian dari Islam. Tidak seidkit ajaran Syiah yang dekat dengan pemahaman Sunni… Sunni dan Syiah adalah saudara.”

Baca juga : Toleransi Muslim Syiah

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *