Nasional
Mengenal Virus Corona Varian Delta
Dunia internasional kini menobatkan Indonesia sebagai episentrum penyebaran Covid-19 di Asia. Hal ini disebabkan terus meroketnya kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa pekan terakhir.
Meski pemerintah telah berusaha menekan jumlah kasusnya dengan menerapkan Pemberlakuan Perbatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga PPKM Darurat Jawa – Bali, yang telah berjalan hampir dua pekan, namun belum ada penurunan jumlah kasus Covid-19 yang signifikan.
Salah satu yang ditengarai sebagai penyebab meningkatnya jumlah kasus covid-19 di Indonesia adalah keberadaan Covid-19 varian Delta, yang disebut lebih berbahaya dari jenis Covid-19 sebelumnya, seperti dilansir Kompas.com.
Bahkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) yang sekaligus Koordinator Pemberlakuan Perbatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Varian Delta tujuh kali lebih ganas dari varian awal.
Lalu apa saja gejala dari varian Delta ini?
Secara umum, virus corona akan menyebabkan beberapa gejala seperti demam, batuk kering, sesak napas, kelelahan yang luar biasa, mengigil, atau kehilangan penciuman dan rasa.
Namun, di lansir dari corona.jakarta.go,id, varian Delta akan mengalami sejumlah gejala-gejala tambahan yang dialami dibanding dengan virus corona biasa, di antaranya:
- Nyeri otot
- Sakit kepala
- Sakit tenggorokan
- Hidung tersumbat atau pilek
- Mual atau muntah
- Diare Sakit perut
- Kehilangan nafsu makan
- Gangguan pendengaran
- Pembekuan darah Gangren (kematian jaringan tubuh).
Seperti halnya penderita flu yang parah Kebanyakan pasien yang terinfeksi varian ini membutuhkan perawatan medis di rumah sakit, bahkan memerlukan bantuan oksigen.
Sementara itu, profesor epidemiologi genetika di King’s College London, Tim Spector menyebut gejala yang timbul akibat infeksi virus varian Delta terasa seperti flu yang parah.
“Covid sekarang berbeda, dia lebih menyerupai flu yang parah. Orang-orang mungkin berpikir itu hanya menderita flu musiman dan mereka tetap pergi ke pesta, kami pikir di sini masalahnya,” kata Tim.
Ia juga memaparkan beberapa gejala yang paling banyak dilaporkan penderita Covid-19 varian Delta, yaitu sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, dan demam.
Sejumlah hal harus dilakukan jika terpapar varian Delta adalah sama dengan terinfeksi varian lain, penderita harus melaporkan hasil tes Covid-19 kepada otoritas terkait.
Setelah itu, lakukan isolasi mandiri (isoman) sesegera mungkin.
Jika tak bergejala dapat melakukan isoman di rumah atau fasilitas isolasi pemerintah.
- Gejala ringan: Anda dapat melakukan isoman di fasilitas isolasi pemerintah atau rumah bagi yang memenuhi persyaratan.
- Gejala sedang: Anda dapat melakukan isolasi mandiri di rumah dan berobat di rumah sakit lapanga, rumah sakit yang ditunjuk Covid-19, rumah sakit non rujukan, dan rumah sakit rujukan.
- Gejala berat hingga kondisi kritis: diperlukan perawatan secara medis di HCU/ICU rumah sakit rujukan.
Selanjutnya, selama melakukan isolasi mandiri atau mendapatkan perawatan medis, seseorang yang terinfeksi corona harus tetap melaksanakan protokol kesehatan, yaitu selalu memakai masker, menjaga jarak dengan orang lain, mencuci tangan, menggunakan alat makan sendiri, membersihkan kamar secara rutin, dan menghindari kontak dengan benda yang sering disentuh atau permukaan dengan orang lain.
Tak hanya itu, informasikan hasil tes kepada orang-orang yang melakukan kontak dekat setidaknya dua minggu terakhir.
Seiring dengan semakin tingginya tingkat penularan varian Delta, diperlukan protokol kesehatan yang lebih ketat dari sebelumnya untuk melindungi kita dari virus tersebut.
Salah satu hal yang dianjurkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) adalah double-masking atau memakai dua masker. Yaitu dengan memakai masker medis dan menutupinya dengan masker kain.
Mengenakan dua masker secara bersamaan akan memberi perlindungan optimal 85 persen dari virus corona.
Selain itu, harus tetap menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari keramaian, dan mengurangi mobilitas.