Nasional
Ini Yang Harus Dilakukan Jika Bayi Terinfeksi Covid-19
Pandemi Covid-19 tak hanya menyerang orang dewasa namun juga anak-anak dan bahkan balita. Jadinya, situasi ini sangat menguatirkan bagi keluarga yang memiliki anak kecil.
Dari data yang tercatat di covid19.go.id, kasus positif Covid-19 pada anak Indonesia umur 0-18 tahun mencapai 12,6 persen. Itu artinya, 1 dari 8 orang yang terinfeksi adalah anak-anak.
Sedang, jumlah kematian akibat infeksi Covid-19 pada anak umur 1-5 tahun adalah 0,6 persen, sedangkan persentase meninggal pada anak usia 6-18 tahun juga sebanyak 0,6 persen.
Lalu apa yang harus dilakukan jika bayi terinfeksi Covid-19?
Dilansir dari Kompas.com, pada Selasa (6/7), dokter spesialis anak RS Pondok Indah, Pondok Indah, dr. Yovita Ananta, Sp.A, MHSM, IBCLC menduga, klaster keluarga menjadi penyebab peningkatan transmisi virus Corona pada anak.
“Kalau bayi biasanya di bawah satu tahun tertular dari Ibunya, karena kan kalau menyusui dilakukan dalam jarak sangat dekat,” ujar dr. Yovita.
Penularan terhadap bayi, ia bilang bukan melalui ASI, namun droplet dari Ibu atau anggota keluarga yang lain.
“Jadi, di dalam ASI tidak ada virus corona penyebab Covid-19, tapi ada antibodi Covid-19,” imbuhnya.
Maka bila sanag Ibu positif terinfeksi virus Corona, ia menyarankan bayi dititipkan kepada anggota keluarga lain yang negatif Covid-19 dan minum ASI yang telah diperah terlebih dahulu.
Akan tetapi, jika hal itu tidak mungkin dilakukan, sang Ibu harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat sebelum dan saat menyusui.
Nah, berikut beberapa hal yang harus dilakukan jika bayi telah positif tertular Covid-19?
- Durasi isolasi mandiri
Bayi yang positif terinfeksi virus Corona harus menjalani isolasi mandiri hingga dinyatakan negatif berdasarkan hasil tes PCR swab.
Pada masa lonjakan kasus Covid-19 yang sangat tinggi seperti sekarang, isolasi mandiri bisa dilakukan selama 10 hari bagi bayi yang tidak bergejala.
Jika bergejala, isolasi mandiri ditambah 3 hari dari terakhir kali gejala muncul.
“Kalau memungkinkan, lakukan tes swab PCR lagi setidaknya 10 hari atau bahkan 14 hari dari tes swab PCR pertama,” kata dr. Yovita.
- Asupan nutrisi
Bayi yang terinfeksi virus Corona harus diberi asupan nutrisi yang membantu meningkatkan imun, seperti vitamin C, vitamin D, dan Zinc.
“Untuk obat antivirus dan obat ainnya, diberikan sesuai gejala yang muncul,” ucap dr. Yovita.
Namun, untuk bayi usia lebih dari 6 bulan dan telah mulai MPASI, pastikan mendapat gizi seimbang, seperti karbohidrat, protein lemak, sayur sumber vitamin, mineral, dan kurangi konsumsi gula.
Penting juga untuk menjemur bayi setiap pagi agar mendapat asupan vitamin D dan udara segar.
- Tanda kegawatan
Orang tua mesti waspada bila mulai muncul tanda kegawatan pada bayi yang positif terinfeksi Covid-19, antara lain:
– Anak banyak tidur atau kesadaran menurun
– Napas cepat
– Saturasi oksigen di bawah 95 persen
– Cekungan di dada, napas kembang kempis
– Muntah, mencret, dan tidak dapat masuk asupan
– Kejang
– Demam terus-menerus disertai mata merah, ruam, leher bengkak
– Anak dengan penyakit penyerta/ penyakit kronik
– Tanda dehidrasi
Dr. Yovita menjelaskan, bayi usia di bawah dua bulan bisa disebut sesak napas bila napasnya di atas 60 kali per menit.
Pada bayi usia 2 bulan-1 tahun jika napasnya di atas 50 kali per menit, pada usia 1-5 tahun jika napasnya di atas 40 kali, dan usia 5 tahun ke atas jika napasnya di atas 30 kali per menit.
“Cara menghitung pergerakan napas, perhatikan gerakan dada bayi, setiap tarikan napas dan embus napas itu dihitung satu kali napas. Hitung napas dalam satu menit penuh,” terangnya.
Selain itu, hal lain yang harus diperhatikan adalah kebutuhan hidrasi. Bayi usia 6 bulan masih membutuhkan ASI untuk memenuhi kebutuhan cairan.
Karena itu, orang tua harus waspada bila bayi enggan menyusu.
“Selama aktif mau menyusu, pipisnya sering sekitar 2-3 jam sekali, warna urine jernih atau kuning muda, ubun-ubun tidak cekung, dan saat perut dicubit kembalinya cepat, itu berarti kebutuhan cairan bayi terpenuhi,” terang dr. Yovita.
- Perhatikan gejala
Gejala infeksi Covid-19 hampir sama dengan yang dialami orang dewasa, seperti batuk, demam, dan pilek. Sedangkan pada varian baru kerap muncul gejala pencernaan, seperti mual muntah, diare, hingga tidak nafsu makan.
“Pada bayi memang agak sulit, karena belum bisa menyampaikan keluhan. Tapi, bisa diperhatikan, apakah bayi lebih rewel, cenderung lemas, atau menyusunya tampak berkurang karena mungkin indera perasanya terganggu,” ucap dr. Yovita.
Orang tua harus lebih waspada bila gejala tersebut muncul setelah bayi diajak berpergian dan kontak dengan orang lain, apalagi yang terkonfirmasi positif Covid-19.
“Selama pandemi sangat jarang anak-anak yang datang karena batuk pilek biasa. Jadi, jika ada gejala seperti ini yang pertama dicurigai ya Covid,” imbuhnya.