Nasional
Kemenkes: Lonjakan Kasus Covid-19 Akibat Silaturahmi Usai Lebaran
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan lojakan kasus Corona kali ini lantaran masyarakat silaturahmi usai libur Lebaran Idut Fitri. Lonjakan kasus Covid-19 kali ini yang melewati angka kasus usai libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.
“Peningkatan kasus kalau dilihat di setiap event libur. Kita tahu terakhir sebelum Idul Fitri, Natal-tahun baru, Nataru itu kasusnya meningkat, nah itu puncaknya di bulan Februari, Maret-April sudah mulai turun, Mei,” kata Plt Dirjen P2P Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwo, dalam dialog di kanal YouTube Kemkominfo TV, Rabu (23/6), seperti dikutip Detik.com.
“Sesudah kita liburan Idul Fitri, pengetatan bagus, tetapi sesudah pascaliburan rupanya banyak memanfaatkan sesudah Idul Fitri melakukan silaturahmi, ketemu-ketemu dan kasus ini mulai naik, bahkan kasus ini sudah melewati saat libur Nataru,” lanjutnya.
Maxi melanjutkan, ada faktor lain yang mempengaruhi, yaitu terjadi penularan yang sangat signifikan di beberapa daerah. Selain itu, masuknya varian corona dari India ke Indonesia yang menular lebih cepat.
“Hal ini dipengaruhi, pertama, lonjakan-lonjakan kasus ini secara eksponensial di daerah-daerah tertentu ini terjadi akibat dari pada varian baru, varian yang kita kenal varian Delta, varian India. Berikut lagi mau varian apa pun tentu ada kelalaian dari pada protokol kesehatan, kenapa virus itu bisa masuk,” kata dia.
Tak hanya itu, ungkap Maxi, masyarakat mulai abai terhadap protokol kesehatan yang berimbas pada lonjakan kasus Corona. Saat protokol kesehatan itu kendur, Maxi menilai di situlah varian baru lebih cepat menular.
“Sebenarnya virus apapun kalau protokol kita jalan bagus orang masih setia menggunakan protokol kesehatan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, menjauhi mobilitas, saya kira seharusnya bisa teratasi, tetapi terutama protokol mulai kendur, adanya varian baru di situlah kasusnya yang meningkatnya secara tajam,” katanya.
Maxi menduga pandemi Corona yang telah berlangsung selama satu tahun lebih turut mempengaruhi ketaatan warga dalam pelaksanaan protokol kesehatan. Karena itu, ia kembali mengingatkan agar semua pihak taat melaksanakan protokol kesehatan.
“Saya juga mengamati karena orang menjalani pandemi ini hampir satu tahun setengah, mungkin juga terbiasa dengar orang sakit, dengar orang Covid dan mereka mulai lupa, mulai kendor. Jadi yang perlu saya diingatkan terus kepada masyarakat jangan kendur,” ujarnya.
“Kalau sudah sakit ya pasti banyak kerugian luar biasa, kerugian bisa fatal. Semua akan bermuara kepada pelayanan kesehatan, pelayanan kesehatan kan ada batasnya. Baik fasilitasnya, orangnya, tenaga kesehatan itu sendiri. Kita hanya berdoa saja semoga di samping upaya pemerintah menerapkan PPKM Mikro supaya tidak terjadi lonjakan seperti di India,” tandasnya.